Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Rapuh, Perempuan Itu "Bengkok"

30 Januari 2021   19:20 Diperbarui: 30 Januari 2021   19:28 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perempuan. Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay 

Sebaliknya juga demikian. Jangan heran dengan perempuan yang mudah emosional dan menangis. Selain itu karena kecenderungan perasaannya, juga ada bukti ilmiah berdasarkan penelitian.

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Basel di Switzerland. Peneliti mengatakan bahwa tidak ada yang salah juga dengan keadaan perempuan yang lebih emosional daripada laki-laki.

Dari hasil penelitian, mereka menjelaskan bahwa bukan "hati" yang menyebabkan kondisi ini, melainkan adanya perbedaan struktur otak antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki.

Seiring perkembangan, perbedaan struktur otak ini kemudian membuka peluang terjadinya antipati, abai terhadap perasaan orang lain, dan tanda lain seperti kurangnya rasa penyesalan atau rasa bersalah. Meski begitu, tetap saja para perempuan selalu menggunakan pikirannya.

Barangkali gara-gara "kerapuhan" kaum perempuan, muncullah penilaian bahwa mereka banyak menggunakan perasaan dan hati. Namun, yang perlu diluruskan adalah, sejatinya perempuan juga sama-sama mengedepankan pikirannya, meskipun di sisi lain mereka juga perasa.

Buktinya? Jika melulu mengedepankan hati dan perasaan, tidak mungkin lahir seorang Menteri Keuangan perempuan seperti Sri Mulyani, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan seperti Susi Pudjiastuti, serta para perempuan hebat lainnya.

Memang benar bahwa kecenderungan perempuan adalah perasaan, tapi jika dituangkan dalam perilaku yang bijaksana, maka keputusan-keputusan yang diambil olehnya tetap akan berlandaskan dengan realita, logika, ideal, bahkan dari rujukan ilmiah.

Syahdan, apakah sematan yang cocok untuk perempuan?

Perempuan Tidaklah Rapuh Melainkan Bengkok

Pernah dengar ungkapan bahwa perempuan itu berasal dari tulang rusuk yang bengkok? Jika pernah, maka itulah kebenarannya. Perempuan tidak cocok disebut rapuh, tidak cocok disebut lemah, dan lebih cocok disebut bengkok. Mengapa?

Sejenak, simaklah hadis Rasulullah SAW berikut ini:

"Berbuat baiklah pada para wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang namanya tulang rusuk, bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika engkau membiarkannya, tetap saja tulang tersebut bengkok. Berbuat baiklah pada para wanita." (HR. Bukhari, no. 3331 dan Muslim, no. 1468).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun