Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ayah Tak Mau Berhenti Menyadap Aren

12 November 2020   16:37 Diperbarui: 12 November 2020   16:38 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Aren. Dok. Ozy V. Alandika

"Nah, itu ikan nila sepertinya, Nak."

"Aku makan, ya, Yah. Ayah mau?"

"Ayah sedikit saja, Nak. Ayah takut asam urat kambuh."

Di sepiring nasiku ada sepotong ayam goreng, mi putih, gulai lema, sambal, dan kerupuk. Aku semakin merasa kelaparan. Terang saja, perutku terakhir terisi siang tadi.

***

"Cek...cek...cek. Tes...tes...satu...dua...tes. Para hadirin tamu undangan yang berbahagia. Terima kasih atas kehadirannya. Mohon maaf mengganggu waktu minum kopinya. Izinkanlah saudara jauh saya, Pak Jaya yang ingin membuka bisnis di desa kita."

Lha, aku tersentak. Ketika kuperhatikan sumber suara, ternyata tamu yang tadi sampai ke ladang kami muncul lagi. Kembali kulihat Ayah, kemudian wajahnya mengernyut. Segelas kopi yang dipegang Ayah batal diseruput.

"Salam sehat, rekan-rekan semua. Perkenalkan, nama saya adalah Jaya, asal dari Tangerang, dan kehadiran saya di sini adalah untuk membuka bisnis properti."

Semua tamu undangan pun terdiam. Wajah mereka yang mayoritasnya adalah petani sayuran dan gula aren semakin berbinar. Mungkin, ada kabar baik bagi mereka.

"Begini, ya, hadirin semua. Saya, tadi siang sudah mendatangi sebuah ladang aren di dekat kuburan sana. Kira-kira ada 3 kaveling, dan saya berniat membelinya seharga tujuh ratus lima puluh juta."

"Wah. Uang apa uang. Sebanyak itu! Selamat, Mang. Selamat! Mamang jadi orang kaya sebentar lagi," tutur beberapa tamu undangan kepada Ayahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun