Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ayah Tak Mau Berhenti Menyadap Aren

12 November 2020   16:37 Diperbarui: 12 November 2020   16:38 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Aren. Dok. Ozy V. Alandika

Langit semakin jingga sembari mengundang gelap malam untuk bertamu. Aku dan Ayah sudah pulang, sudah mandi, dan kami duduk santai di ruang keluarga. Sembari duduk, terbesit di telingaku suara mikrofon. Ya, acara sedekah ruwah akan segera dimulai.

"Nak, mana kopiahmu, kita berangkat sekarang saja, ya."

Aku bergegas mengambil kopiah hitam yang tergantung manis di dekat meja belajarku. Aku segera bercermin, menyisir rambut, sedangkan Ayah menunggu di teras rumah.

Berselang beberapa detik saja, aku sudah berlari dan sampai di teras. Kami pun berangkat dan berpamitan kepada Ibu. Dekat, dekat sekali tempat acaranya. Aku dan Ayah hanya perlu menyeberang. Kira-kira seratus meter jaraknya.

Sesampainya di tempat acara, aku pun langsung duduk bersama Ayah di tenda utama. Buku saku surat Yasin sudah kupegang, dan halaman pertama surat sudah Ayah lipatkan untukku.

Ya, Ayahku sudah hafal surat Yasin. Jadi, beliau santai saja. Aku pun begitu. Walaupun belum hafal seluruh ayatnya, setidaknya aku sudah sering menghadiri acara sedekah ruwah, bahkan dari SD.

Sependektahuku, sedekah ruwah tidak memakan waktu lama. Acaranya paling-paling hanya sambutan, baca Yasin, Tahlil, dan Doa, serta ditutup dengan kegiatan makan bersama. Aku hanya berdoa, semoga sambutan dari Pak Kades tidak panjang lebar.

***

Kata "Aamiin" mengakhiri prosesi sedekah ruwah. Aku masih semangat, dan sungguh, aku belum mengantuk. Waktu Isya masih setengah jam lagi, sedangkan kami sudah bersiap untuk makan bersama.

Tapi, sajian kali ini tidak terpajang di prasmanan. Tuan rumah sudah menyiapkan hidangan, di mana porsi masing-masing hidangan adalah 5-6 orang dalam dua sesi. Beruntung aku dan Ayah adalah laki-laki. Biasanya kaum pria disilakan makan duluan.

"Ayah, ada gulai lema pakai ikan, Yah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun