Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

3 Masjid Indah yang Menjadi Saksi Perjalanan Hidupku

30 April 2020   17:05 Diperbarui: 30 April 2020   17:06 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan ekstrakulikuler Seni Baca Qur'an di masjid Baitul Muttaqin. Dok. Ozy V. Alandika

Biasanya, sebelum perkuliahan dimulai saya biasa beristirahat di masjil Al-Faruq. Perjalanan 90 KM dari Curup ke IAIN Bengkulu menggunakan sepeda motor cukup melelahkan. Kira-kira 2,5 jam perjalanan dan saya biasa berangkat dari Curup pukul 05.30 pagi.

Kadang, ada pula segelintir kecewa di hati karena saat saya sudah sampai di Bengkulu, kuliah malah dibatalkan atau dosennya yang tidak hadir. Kalau sudah demikian, apa mau dikata. Akhirnya saya menginap di masjid ini untuk melanjutkan kuliah di esok harinya.

Ruangan masjid Al-Faruq. Dok. Buk Yulind
Ruangan masjid Al-Faruq. Dok. Buk Yulind

Sesekali ada marbot masjid dan teman-teman yang menemani, tapi rasanya saya lebih sering sendirian menginap di sana. Kesepian, sih. Tapi tak mengapalah, namanya juga perjuangan.

Meski demikian, saat ini perjuangan kuliah mesti ditunda terlebih dahulu. Karena regulasi dari pekerjaan, saya harus cuti dan insya Allah tahun depan akan lanjut lagi untuk menyelesaikan tesis.

Agak berbeda dengan orang-orang kebanyakan, saya tidak terlalu menyukai yang namanya safari masjid alias menjelajah masjid ini dan itu. Bagi saya, di manapun diri berada, jika ingin beribadah tentu saja mencari lokasi masjid yang terdekat.

Yang jelas, semua masjid itu spesial, bisa jadi saksi dan semuanya indah. Spesial dan indah bukan semata karena penampilan fisik serta arsitektur masjidnya, melainkan jumlah jamaahnya.

Jujur saja, meskipun masjidnya mewah tapi jika jamaahnya sepi, untuk apa! Pasti sedih para imam dan seperangkat pengurus masjid. Makin banyak jamaah, maka makin mudah membangun dan menghiasi masjid.

Tapi, lagi-lagi itu bukanlah prioritas. Yang terpenting adalah tautan hati yang mencintai masjid. Jika sudah cinta, maka bukan lagi arsitektur masjid yang indah melainkan hiasan takwa. Dan, masjidlah yang akan menjadi salah satu saksi di akhirat kelak.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun