Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Sekian Buku dan Film, Mengapa Lebih Menarik Bahas Aib Orang?

29 Desember 2019   01:26 Diperbarui: 29 Desember 2019   23:59 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, topik-topik para gibah lover sering pula berangkat dari hal-hal yang positif. Tentang seseorang yang sudah dapat kerja misalnya. Awalnya dipuji, dibanggakan, "Wah, syukur deh dia sudah dapat kerja. Memang layak ia mendapatkannya!"

Tapi, belum dua menit berlalu, topik pun berubah "Eh, dia itu meski sudah dapat kerja, tapi dulunya nakal loh. Sering keluar malam, tidak keruan bermain entah ke mana. Ahh, macam-macam lah!"

Akhirnya, topik pembicaraan yang awalnya baik malah berubah menjadi biang dosa dan meresahkan. Hal ini tentu akan merambat jika mereka yang duduk berdekatan mendengar pembicaraan itu mempunyai keluh dan masalah yang sama. Memanjang dan terus melebar ke mana-mana.

Mulai kesal dan merasa gibah? Kreatifnya, beberapa Gibah Lovers sengaja memoles kalimat-kalimat gibah agar tidak langsung mengarah kepada oknum-oknum gibah tertentu. Caranya?

Saat berbicara sering menggunakan penekanan kalimat "Eh, itu terjadi di sana ya, tidak di sini. Jauh di sana!", dan setelah itu, lanjut lagi bergibah ria.

Jika sudah seperti ini, tampaknya fenomena gibah lover sulit untuk disingkirkan. Terang saja, gibah sangat dekat dengan kita dan kita juga sangat mudah terpengaruh, jika tidak kuat iman.


Gibah Lover, Bisakah Diberantas?

Sejatinya permasalahan gibahs sangat dekat dengan kita. Tidak zaman dahulu tidak pula zaman kini, para Gibah Lovers terus upgrade dan berevolusi.

Yang awalnya hanya duduk bersama, bergerombol dan mencolok sekarang sudah agak kalem dengan bergibah sembari memegang HP. Tidak kelihatan memang, apakah itu sedang gibah atau sedang swipe up snap. Atau, malah sibuk cari tema di Medsos untuk dijadikan topik gibah? Wah, benar-benar Gibah Lovers!

Padahal, aib merupakan perilaku tercela yang merugikan orang lain. Terang saja, aib sudah disimpan rapat-rapat bahkan oleh Tuhan, tetapi kemudian diungkit dan dipanas-panaskan lagi. Orangnya sudah move on, sudah berubah menjadi sosok yang lebih baik, tetapi malah diungkap lagi?

Tidak semata-mata malu melainkan berusaha memalukan dan kurang kerjaan. Terlebih lagi aib itu adalah kekejian yang sejatinya merupakan keburukan diri sendiri, pasti ada rasa bersalah yang besar, walaupun itu hanya bekas penyesalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun