Sudah ku ramu rindu. Â Yang sejak dulu menjadi bayang di mataku
Jelas tergambar waktu aku terpejam. Aku menuju barisan hutan cemara, memunguti kisah kita diantara rerumputan basah
Berserulah wahai angin dengan derumu. Lisankan namanya, wajahnya dan kalimah saktinya, sebab waktu terus memburu terbawa hari menuju malam.Â
Sungguh-sungguh kau melintas bagai mimpi yang tak pernah usai. Sekedar kabarkan bahwa hati sanggup menyimpannya di antara awan dan hujan.Â
Kau mengerti?Â
Senjapun berkemas waktu malam semayam.Â
Cimahi, 25 Market 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!