Dari arah manakah embun datang
Hingga hatiku begitu kuyup oleh bulirÂ
beningnya
Rupanya segalanya menjadi hening
Lukisan nyata dari puisi yang lembaranÂ
adalah lembaran jiwa
Tetesnya datang dari pusaran rindu
Yang melabur jelaga dalam hatiku
Pecahlah terbawa hingga batinku
Dari manakah embun datang
Ketiku rindu dalam genggamanÂ
Ampunkan segalakuÂ
Selamanya. Selamanya....
Surabaya, 21 Januari 2018
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!