Pukul 8 lewat 15 menit, kami tiba di kampung Pongkamisi', Kecamatan Rano, Lembang Rano Timur. Kabut tebal dan hujan rintik-rintik menyambut. Kami berhenti sejenak mengingat di depan kami adalah jalan menukik turun yang kaya tikungan dan cukup terjal. Di bagian kiri jalan adalah jurang.Â
Kampas rem cakram motor matic rekan saya mulai panas. Kami mencari selokan berisi air untuk menyiramnya. Kurang lebih 5 km di depan kami adalah jalan penurunan menantang.Â
Kami turun perlahan di tengah tebalnya kabut dan hujan rintik-rintik. Jalan rabat beton terasa licin karena basah. Di sisi lain, selama ini jalan tersebut jarang tersentuh cahaya matahari sehingga agak berlumut di pinggirannya.
3,7 km pertama benar-benar membuat keringat dingin. Beberapa kali matic harus berhenti untuk disiram air agar rem kembali pakem. Sementara rem trail saya juga saya kontrol. Mengingat pernah remnya blong waktu ke Simbuang.Â
Cukup lama juga kami menuruni Kampung Pongkamisi'-Batukara menuju Batutu di Lembang Rano Utara. Hampir 40 menit. Kecepatan motor pun saya kontrol mengingat motor matic rekan saya tak bisa digeber di jalanan desa.
Ada tiga titik longsong yang kami jumpai di jalur menuju Batutu. Dua cukup licin dan berlumpur.
Hampir jam 9 pagi, kami tiba di Batutu. Kami sempat singgah di rumah mertua saya sambil mengecek rekan guru di sana yang akan menemani kmai ke Pandan.Â
Dari rumah mertua saya, pegunungan dengan hutan pinus yang akan kami lalui sudah nampak. Kata mertua saya, masih lebih 10 kilometer ke Kampung Pandan dengan jalur ekstrim. Jika lewat Tebing Romantis Kendenan, jalan agak bagus karena sebagian besar telah dirabat beton dan dilebarkan.