Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Perjalanan, Menyusuri Jalur Ekstrem dan Sunyi di Rano - Bonggakaradeng

16 Juli 2025   17:22 Diperbarui: 17 Juli 2025   12:22 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di puncak rangkaian pegunungan jalur sunyi Rano-Bonggakaradeng. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Rute ketujuh, Makale lewat Mebali-Salubarani. Selanjutnya masuk wilayah Kabupaten Enrekang lewat Buasan-Tongko' dan masuk ke Pongkamisi'-Rano-Peaun-Ratte Membuni-Pandan dengan jarak sekitar 47 km.

Rute kedelapan, Makale lewat Mebali-Salubarani-masuk wilayah Kabupaten Enrekang lewat Buasan-Baroko-Mundan-Bulung-Pandan. 

Masih ada beberapa rute lain lewat jalan kampung di wilayah Kabupaten Enrekang yang tembus ke Mundan.

Dalam perjalanan ke sana, saya memilih rute kedelapan, mengingat saya akan ditemani oleh salah seorang pensiunan  guru dan pengawas sekolah.

Adapun jarak perjalanan sebenarnya tidak terlampau jauh. Tetapi 47 km yang dalam kondisi jalan normal bisa dijangkau dalam tempo 1,5 jam, ternyata membengkak hingga hampir 4 jam. 

Di perbatasan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Di perbatasan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Melihat undangan upacara PGRI dari Pengurus PGRI Cabang Bonggakaradeng, upacara akan dimulai pukul 9 pagi wita, saya memulai perjalanan saya dari Kota Makale pukul 06.30. Oleh karena kendaraan yang bisa tembus ke Pandan hanya motor dan mobil jenis hardtop, 4x4 dan double gardan, saya memilih naik motor trail.

Hujan rintik-rintik mengawali perjalanan saya. Mantel hujan langsung saya kenakan. Sepatu yang saya gunakan saya bungkus dengan kantong plastik. Ternyata, hujan menjadi deras memasuki kilometer 2. Lama-kelamaan, jas hujan yang saya kenakan tembus air. Pakaian dan jaket terasa sudah tembus air pula. Di Mebali, saya memilih membeli jas hujan plastik.

Pukul 07.20, hujan masih turun rintik-rintik hingga saya masuk Kelurahan Salubarani, gerbang perbatasan Tana Toraja-Enrekang. Di Salubarani, saya menjemput rekan perjalanan. Beliau adalah rekan sepelayanan di gereja, mantan guru saya di SMP dan tetangga juga. Kami justru telihat seperti kawan karib. Beliau menggunakan motor matic. Saya sempat was-was apakah bisa lolos dan lancar melewati jalur ekstrim nantinya.

Kami melanjutkan perjalanan dalam kondisi cuaca dingin dan berkabut pukul 08.30, menyusuri kampung Buasan ke Tongko' di Kabupaten Enrekang. Jalur ini tergolong sepi karena merupakan jalan penghubung desa. Jalan telah dirabat beton. 

Tantangan kecil hadir saat masuk desa Tongko' di Enrekang. Jalan pintas berupa jalan tani yang kami lewati adalah perpaduan rabat beton, jalan tanah dan berbatu. Hujan membuat jalan yang berumput dan berlumut makin licin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun