Gerakan merawat bumi oleh Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT) sebagai aksi nyata untuk lingkungan.
Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT) memiliki peran yang sangat penting dalam gerakan merawat mumi. Sederhananya, seorang ayah/bapak/pria tidak hanya sekadar mencari nafkah, peran mereka bisa diperluas untuk menjadi pelopor dan teladan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ini bukan hanya tentang tugas domestik, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak cucu.
Mengapa keterlibatan PKBGT sangat penting terhadap upaya merawat bumi? Tantangan perubahan iklim, pemanasan global dan manajemen sampah adalah tanggung jawab bersama untuk bumi yang lestari.
Ketika seorang bapak aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan, ia secara langsung memberikan contoh positif bagi anak-anaknya. Anak-anak akan belajar pentingnya menjaga alam dari figur panutan mereka. Bapak adalah teladan menjaga lingkungan.
Dalam banyak keluarga, bapak sering menjadi pengambil keputusan utama. Keterlibatan mereka dalam isu lingkungan dapat mendorong keputusan yang lebih ramah lingkungan di tingkat rumah tangga, seperti penggunaan energi yang efisien atau pengelolaan sampah.
Kaum bapak seringkali memiliki jaringan sosial yang luas di komunitas. Mereka dapat menginisiasi atau berpartisipasi dalam program-program lingkungan di tingkat RT/RW, desa, atau bahkan kota. PKBGT adalah komunitas terbesar khusus untuk warga Gereja Toraja.
Banyak bapak memiliki keterampilan praktis yang sangat berguna dalam kegiatan lingkungan, seperti berkebun, memperbaiki peralatan, atau membangun infrastruktur sederhana. Khusus di kalangan PKBGT, sejumlah pendeta memiliki keahlian khusus yang terkait dengan lingkungan.
Ada banyak cara bagi kaum bapak Gereja Toraja untuk terlibat aktif dalam gerakan merawat bumi, baik di tingkat individu, keluarga, maupun komunitas.
Pertama, pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara mengajak keluarga untuk memilah sampah organik dan anorganik. Kemudian, mengolah sampah organik menjadi kompos untuk pupuk tanaman. Selanjutnya, mengurangi sampah plastik dengan metode membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum isi ulang, dan menghindari penggunaan sedotan plastik.
Kedua, hemat energi dan air. Beberapa kampanye positif yang bisa dilakukan, yakni (1) membiasakan diri dan keluarga untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan; (2) Mengurangi pemborosan air saat mandi, mencuci, atau menyiram tanaman; dan (3) Memperbaiki keran atau pipa yang bocor untuk menghemat air.
Ketiga, penanaman dan pemeliharaan pohon. Pengurus Pusat PKBGT dan BPS Gereja Toraja telah memulai praktik baik menanam satu pohon untuk satu orang. Dalam lingkup keluarga, kaum bapak bisa mengajak anggota keluarga menanam pohon atau tanaman di halaman rumah. Mereka juga bisa mengikuti kegiatan penanaman pohon di area publik atau hutan. Serta tak lupa memberikan contoh dalam merawat tanaman di rumah atau lingkungan sekitar.
Keempat, anggota PKBGT bisa menjadi contoh dalam mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Praktik baiknya dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda untuk jarak dekat. Jika memungkinkan, memilih transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Selain itu, bisa berbagi kendaraan dengan rekan kerja atau tetangga.
Kelima, PKBGT bisa mengedukasi dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk aktif dalam aksi merawat lingkungan. Tindakan bisa dilakukan dengan muali mengajak anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk berbicara tentang pentingnya menjaga lingkungan. Lalu, bergabung dengan komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang lingkungan; dan berbagi informasi dan tips tentang pelestarian lingkungan kepada teman dan tetangga.
Pada Kamp PKBGT di lokasi Perayaan HUT Gereja Toraja ke 78 di Nanggala, Kabupaten Toraja Utara, tanggal 10 Juni 2025, salah satu anggota PKBGT, Yulius Roma Patandean turut berbagi pengalaman bagaimana tindakan dan aksi peduli dengan lingkungan dari hasil perjalanan di Pulau Jeju, Korea Selatan. Puluhan anggota PKBGT hadir dalam kegiatan yang dipusatkan di areal Perhutanan Sosial HKM KTH Tandung Nanggala Lestari Sangulele.
Inisiatif komunitas dalam kalangan PKBGT bisa dipraktikkan melalui gotong royong bersih lingkungan, yakni mengorganisir kegiatan bersih-bersih lingkungan secara rutin di RT/RW. Tindakan ini telah mulai rutin dilaksanakan oleh PKBGT di Jemaat Bukit Sion Salubarani pada program Jumat Bersih.
PKBGT juga bisa mempelopori atau mendukung pembentukan bank sampah di lingkungan tempat tinggal. Aksi lainnya adalah menginisiasi pembuatan kebun komunal atau urban farming di lahan kosong. PKBGT mempeloporinya di areal Perhutanan Sosial HKM KTH Tandung Nanggala Lestari Sangulele.
Tak ketinggalan frekuensi kegiatana edukasi lingkungan ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkala. Di sini, diadakan penyuluhan atau workshop tentang isu lingkungan untuk warga sekitar.
Gerakan merawat bumi oleh PKBGT adalah investasi nyata untuk masa depan. Dengan kesadaran dan aksi nyata, mereka dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari bagi generasi mendatang.
Salam lestari!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya