Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sawah Semakin Berkurang di Daerah, Tantangan Menuju Swasembada Pangan

28 Mei 2025   09:06 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:14 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu petak sawah terakhir yang masih tersedia di kawasan terminal bus Makale, Tana Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Alih fungsi lahan sawah menghilangkan mata pencarian bagi ribuan petani dan pekerja di sektor pertanian, yang berujung pada peningkatan kemiskinan di perdesaan.

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan untuk mengkompensasi lahan yang hilang dapat menyebabkan degradasi tanah dan sumber daya air.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan langkah-langkah komprehensif. Semua pihak tentunya harus berperan.

Langkah pertama yang sekiranya perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Hal ini terkait dengan implementasi dan pengawasan ketat terhadap regulasi ini sangat krusial untuk mencegah konversi lahan sawah produktif.

Pemerintah daerah juga perlu mendorong intensifikasi pertanian. Peningkatan produktivitas lahan sawah yang ada melalui penggunaan teknologi pertanian modern, varietas unggul, dan praktik pertanian yang baik.

Di sisi lain, ekstensifikasi pertanian juga diperlukan yakni dengan mencari dan memanfaatkan lahan-lahan tidur atau lahan yang belum dioptimalkan untuk pertanian, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan.

Kendala sawah di daerah adalah ketersediaan air. Sehingga perlu revitalisasi irigasi. Perbaikan dan pembangunan sistem irigasi yang efisien untuk memastikan pasokan air yang cukup bagi pertanian.

Tidak kalah pentingnya adalah edukasi dan pemberdayaan petani. Elemen terkait perlu intens memberikan pelatihan dan dukungan kepada petani agar mereka dapat meningkatkan produktivitas, mengelola risiko, dan mengakses pasar. Sangat penting pula untu mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dengan memberikan insentif dan jaminan keberlanjutan.

Diversifikasi pangan pun tak boleh terabaikan, yakni mengurangi ketergantungan pada beras sebagai satu-satunya sumber karbohidrat utama dan mendorong konsumsi pangan lokal lainnya.

Swasembada pangan adalah cita-cita yang harus terus diperjuangkan bangsa Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan penyusutan sawah dapat ditekan dan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun