Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kerbau Petarung dan Hobi Anak Muda Toraja

14 Januari 2024   05:22 Diperbarui: 16 Januari 2024   18:26 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua anak muda Toraja sedang mempersiapkan kerbau petarung di arena adu kerbau. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Usia muda menjadi masa pencarian jati diri bagi remaja. Banyak kegiatan bisa dilakukan untuk menelusuri seperti apa masa depan di usia muda. Ada yang fokus menyelesaikan pendidikan, menambah skill lewat kursus dan pelatihan, meneruskan usaha keluarga atau menekuni kegiatan yang terkait dengan hobi. 

Hobi bagi anak muda saat ini tidak melulu mengikuti perkembangan zaman. Hobi memainkan game online seperti free fire, e-sports, dan sejenisnya memang masih mendominasi kegiatan harian anak muda, akan tetapi anak muda di daerah memiliki hobinya masing-masing. Kecanggihan teknologi informasi ternyata kadang sulit membendung kekuatan hobi yang terbangun dari latar belakang budaya. 

Di Toraja, ada hobi unik yang sangat kuat pengaruhnya bagi anak-anak muda. Hobi berbasis budaya pemuda Toraja adalah memelihara dan merawat kerbau petarung. Kerbau ini bisa milik pribadi dan milik orang lain. 

Hobi ini tergolong mahal dan berisiko. Mahal karena harga satu ekor kerbau jantan berkisar antara 40 juta hingga ratusan juta rupiah. Nilai kemahalannya juga ada dari kebutuhan perawatan kerbau. Jika kerbau adalah milik pribadi, maka biaya yang dikeluarkan hanya pada kebutuhan rumput, suplemen dan kesehatan kerbau. 

Berbeda jika kerbau petarungnya milik orang lain. Pemiliknya akan mengeluarkan biaya tambahan untuk gaji bulanan, rokok, gula, kopi, beras, dll. 


Memelihara kerbau petarung bisa pula berisiko karena kerbau bisa saja sakit, mati dan melukai. Risiko rugi secara finansial ketika kerbau sakit dan mati. 

Kerbau adalah hewan yang tak bisa dipisahkan dari kegiatan budaya di Toraja, khususnya pada acara Rambu Solo' (kedukaan). Memiliki kerbau dapat pula diartikan sebagai simbol kesejahteraan. 

Nah, terkait dengan hobi anak muda Toraja memelihara dan merawat kerbau petarung, ini bukan tanpa alasan. Adu kerbau menjadi salah satu tontonan hiburan warga Toraja yang hampir tiap bulan ada pelaksanaannya di seantero Tana Toraja dan Toraja Utara melalui kegiatan ma'pasilaga tedong (adu kerbau). Adu kerbau diadakan secara resmi karena adanya kegiatan Rambu Solo'. 

Para anak muda Toraja memegang peran penting akan keberadaan kerbau-kerbau petarung ini. Merekalah yang berjibaku merawat kerbau. Satu ekor kerbau petarung biasanya dirawat oleh satu kelompok anak muda. 

Oya, adapun pemilik kerbau petarung ini adalah para tokoh masyarakat, kepala lembang (desa), anggota DPRD atau warga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih. 

Kerbau petarung diberi nama-nama unik. Ada yang lucu dan ada pula yang menyeramkan. Baru-baru ini ada kerbau bernama Daster Putih yang sangat disayang oleh pemiliknya. 

Unik lagi, pemiliknya seorang gadis muda. Ia menangis ketika Daster Putih harus berpindah pemilik karena dijual. Padahal Daster Putih adalah salah satu kerbau yang jarang kalah ketika bertarung. 

Beberapa tahun lalu, ada kerbau petarung bernama banteng. Kerbau ini adalah kerbau yang didatangkan dari Vietnam. Lalu ada kerbau bernama Dozer, Tirrik Lada, Kampa Tampo, dan Grandong. Nama ini diberikan karena prestasi dan kekuatan kerbau ketika bertarung. 

Ada nama kerbau yang menggambarkan lokasi kerja pemilik kerbau, seperti nama Papua, Morowali, dll. Kerbau-kerbau ini adalah kerbau milik perantau Toraja. Rata-rata yang memberi nama adalah perawat kerbau alias para anak muda. Nama kerbau inilah yang menjadi nilai jual di arena adu kerbau. 

Kerbau petarung yang kalah sedang dikendalikan oleh beberapa pemuda.(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Kerbau petarung yang kalah sedang dikendalikan oleh beberapa pemuda.(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Saking sukanya merawat kerbau petarung, setiap kelompok anak muda akan memiliki baju/kostumnya masing-masing. Lalu ada semboyan dan tagline ketika memasuki arena adu kerbau. 

Jadi, jangan heran jika memasuki plaza kota Makale di Tana Toraja, akan sering dijumpai beberapa ekor kerbau petarung yang sedang jalan-jalan santai atau berlari mengelilingi kolam Makale. 

Kerbau-kerbau ini bukan belajar berjalan di catwalk, tetapi sedang latihan kekuatan badan. Ada lonceng di leher kerbau yang juga menambah daya tarik. Sesekali kerbau petarung yang melenggak-lenggok di tengah kota dari sore hari bahkan hingga subuh telah menjadi objek wisata dadakan. 

Peran anak-anak muda di sini sangat penting. Mereka tak kenal capek hanya demi membuat kerbau mereka sehat, kuat, dan bisa diandalkan di setiap arena. Apalagi jika kerbau petarung akan segera turun arena. 

Anak-anak muda yang bertugas merawat kerbau akan menghabiskan banyak waktu untuk melatih kerbau bertarung, menjaga kerbau di kandangnya agar tak sembarang dikunjungi orang. 

Merawat kerbau petarung, selain menjadi hobi, juga menjadi lahan mencari nafkah. Khusus bagi para remaja pria, banyak di antara mereka yang mendapatkan biaya pendidikan untuk melanjutkan pendidikan di bangku SMA dan SMK berbekal menjadi perawat kerbau petarung. Mereka mendapatkan gaji bulanan dari pemilik kerbau. Selain gaji, mereka juga memperoleh fasilitas tempat tinggal dan makan. 

Merawat kerbau petarung sebenarnya tidak muda juga. Hanya saja karena menjadi kebiasaan dan dilakukan beramai-ramai, merawat kerbau petarung bagi anak muda Toraja menjadi telah menjadi kegiatan rutin.

Memberi makan kerbau petarung tidak sama dengan kerbau biasa. Para pemuda akan menyuap kerbaunya dengan rumput. Rumput pun biasa disiram air garam agar kerbau lahap memakannya. Kerbau petarung populer juga disebut "tedong disoma" yang artinya dipingit. 

Perlakuan perawat kerbau kepada kerbau petarung saat ini hampir mengalahkan perlakuan ke kerbau termahal Toraja yang seharga mobil Rubicon, kerbau saleko (tedong saleko). 

Pemandangan akan adanya kerbau petarung ketika melintasi sejumlah wilayah di Toraja gampang dikenali. Akan ada pondok-pondok di samping rumah yang dindingnya terbuat dari terpal, karung dan sejenisnya. Biasa pula ada bendera kelompok yang memuat nama kerbau petarung. 

Setiap hari para perawat kerbau petarung ini wajib menyediakan rumput. Rumputnya pun tidak sembarang. Diupayakan rumput yang masih usia muda dan tak membuat kerbau sakit perut. 

Mereka juga merendam kerbau di sungai atau kubangan khusus setiap hari. Selain itu sesi memandikan kerbau setiap hari menjadi kenikmatan tersendiri bagi anak muda Toraja. 

Kerbau disikat dan kulitnya diberi minyak khusus agar hitam pekat dan berkilau. Selesai mandi, kerbau wajib dijemur dan dimanjakan. Setelah itu melakukan olah raga rutin, seperti belajar menanduk. 

Kadang kala anak-anak muda yang merawat kerbau petarung ini terlihat mengabaikan kebersihan dirinya. Kerbau lebih bersih dibanding kebersihan perawatnya. Tetapi itulah fakta yang terjadi karena hobi unik anak-anak muda di Toraja. 

Panas dan hujan sering kali diabaikan hanya demi kerbau agar tidak kelaparan. Anak-anak rela "main hujan-hujanan" untuk mengajak kerbau berlari atau latihan adu. 

Tak jarang pula para kelompok remaja harus melintasi kecamatan lain untuk berburu rumput dan jerami hasil panen padi di sawah. Bahkan demi kerbau, anak-anak ini yang mengambil alih sesi pemisahan bulir padi dengan jerami di sawah.

Ada pula perawat kerbau yang memang sudah kreatif. Mereka sudah menanam dan menyiapkan rumput sendiri. Biasanya mereka menyewa lahan untuk menanam rumput jika memang tak ada lahan pribadi. Jadi, hobi memelihara kerbau petarung ini memang sedikit mahal. 

Demi menjaga stamina kerbau, diberikan suplemen khusus, berupa madu, telur bebek/ayam kampung dan kamu khusus dirancang oleh para pemuda perawat kerbau. Saking sayangnya mereka kepada kerbaunya, kadang mereka menangisi kerbaunya yang kalah di arena adu kerbau, apalagi jika kerbau mereka mati di arena. 

Hobi mahal pemuda Toraja ini sedikit banyak memberikan dampak pada mengurangi pengangguran. Terutama bagi anak-anak yang putus sekolah. Banyak yang pada akhirnya bekerja sebagai perawat kerbau petarung di sekitar kita kabupaten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun