Ahli ekonomi banyak membuat ramalan tentang masa depan tetapi kebanyakan juga meleset. Pada masa warga negara AS bersemangat, sangat bergairah mereka kehilangan akal sehatnya. Alan Greenspan (Kepala Bak Sentral AS 1987 - 2006) menyebut suatu masa rakyat AS bertindak irrational exuberant (kegairahan yang tidak masuk akal).Â
Pada masa itu suku bunga sangat rendah selama jangka waktu yang panjang pemerintahan Ronald Reagan sehingga orang banyak berhutang. Mereka ramai ramai membeli real estat yang harganya terus melambung.Â
Bank lupa diri, mengemas KPR menjadi sekuritas dan dijual ke lembaga keuangan. Lembaga keuangan membuat produk derivatif (turunan) dari sekuritas berbasis KPR tadi. Akhirnya derivatif dari KPR tidak terkait lagi dengan KPR nya atau sumber pembayaran KPR tidak terkait dengan produk derivatif. Harga rumah tentu saja tidak bisa naik selamanya. suatu saat penawaran harga akan sangat tinggi sehingga orang tidak mampu membeli atau pasar menjadi jenuh.
Tahun 2003 terjadi gelembung besar kredit KPR yang sub prime (lebih buruk kualitasnya) yang kemudian meledak menjadi krisis ekonomi. Pada masa ekonomi membaik dalam jangka panjang tebukti orang lupa diri. Kepala Federal Reserve itu tidak juga melihat bahaya yang mengancam. Pada masa itu ilmu ekonomi disebut sebagai ilmu yang mengecewakan (dismal science)
Ahli ekonomi yang berdebat pun tidak memberi jawaban terhadap masa depan.Â
 catatan : Pernyataan Rizal ditanggapi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti melalui postingan akun Facebook pribadinya pada Minggu (8/4/2018).