Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Money

Maaf, Tantangan Debat Rizal Ramli Tidak Berguna

9 Mei 2018   07:00 Diperbarui: 9 Mei 2018   07:41 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Materi debat tentang ekonomi bisa disederhanakan seperti ini. Misalkan seorang A mempunyai penghasilan Rp 10 juta sebulan. Pertanyaan : berapa banyak ia boleh berhutang?

- Pendapat ahli keuangan menyarankan hutang A sebesar 30% karena itu adalah patokan umum yang aman. Pendekatan ini bisa disebutkan sebagai strategi normal.

 - A bisa juga berhutang 40% dari penghasilannya. Strategi yang dilakukan adlah strategi agresif.

- A bisa juga berhutang 20% dari penghasilannya. Strategi ini disebut strategi konservatif.

Apakah ketiga strategi itu baik atau buruk tergantung dari a. Penggunaan hutang b. Sumber pembayaran dan c. Kondisi eksternal. Penggunaan hutang bisa konsumtif, bisa hutang untuk usaha, investasi. Apabila hutang itu untuk investasi, bangun rumah, buka usaha misalnya, hasilnya tidak bisa dinikmati segera seperti bila hutang digunakan untuk konsumtif. Sumber pembayaran juga bisa menyebabkan A lebih makmur di masa depan atau lebih terpuruk. Bila A mempunyai penghasilan tetap, maka pendapatannya lebih stabil daripada penghasilan tidak tetap. Hutangnya relatif aman.

Akhirnya A juga menghadapi ketidak pastian dari majikan yang memberi kerja. Apabila kondisi ekonomi secara umum memburuk yang berpengaruh terhadap usaha majikan, maka A bisa tidak mendapatkan bonus dan paling apes ia dirumahkan. A haru mengambil sikap apakah ia optimistis atau pesimistis. Sikap ini tentu saja subyektif.

Dari ketiga skenario di atas, A bisa melakukan apa yang lazim disebut sebagai stress test. A menghitung kemungkinan terbaik, kemungkinan biasa saja dan kemungkinan terburuk. A harus memperhitungkan semua kemungkinan itu juga, meskipun sulit.

Sri Mulyani jelas bersikap optimistis seperti yang dikatakannya "Saya lihat akal mereka ini yang dipikirkan hanya kepribadian sempit, katak dalam tempurung, selalu ketakutan, hidupnya hanya curiga, tidak bisa lihat orang yang berbeda, tidak mampu bergaul dengan orang yang berbeda dengan kita, mereka itu adalah masa depan yang mengkhawatirkan. Saya tidak takut kepada tantangan berdebat," kata Sri Mulyani, Senin (Kompas.com 7/5/2018).

Dalam menyusun anggaran, termasuk di dalamnya hutang, asumsi dan skenario menjadi pertimbangan. Kurs USD/Rp dalam anggaran dipatok, maka bila sekarang kurs Rp14.000 tentu saja angka-angka dalam anggaran belanja negara sudah meleset. Siapa yang bisa meramalkan kurs menjadi senilai itu? Pada waktu menyusun anggaran tentu dipakai pertimbangan yang juga subyektif sifatnya. Patokan yang dietujui pemerintah dan DPR berujud pada defisit anggaran yang tidak boleh lebih 3%.

Ekonom Bukan Peramal yang Baik

Bagaimana akhir sebuah debat dari dua orang yang berbeda pandangan. Tentu tidak ada suatu kesimpulan yang berguna bagi para penontonnya karena masing-masing menggunakan pijakan yang berbeda. Paling bisa dikatakan RR memberikan peringatan dini yang baik dan pantas untuk diperhatikan oleh pemerintah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun