Interaksi sosial yang baik menentukan hubungan timbal balik yang adil. Hubungan ini membangun kualitas kebersamaan seluruh masyarakat. Kebersamaan yang dilandasi oleh rasa saling empati untuk menciptakan keadilan di masyarakat. Tujuan kebersamaan sosial yang adil ini dapat diwujudkan melalui sikap yang sederhana, yaitu melalui senyum untuk semua, menyapa kepada semua dan bersikap sopan kepada semua, tanpa pandang usia.
Mengacu pada pengalaman penulis secara pribadi, pada saat memperhatikan pedagang makanan anak, ndogndogan (telur cetak). Si emang tulus tersenyum melayani konsumen-konsumen kecilnya, sesekali dia menyapa pelanggannya dengan guyonan sederhana. Tentu saja sapaan itu dilakukan dengan sopan, sekalipun itu berkomunikasi dengan anak kecil. Dengan demikian pedagang itu selalu dikerumuni anak-anak, yang menjadi pelanggan setianya. Dia sungguh telah berhasil menanamkan kenyamanan pada diri anak-anak tersebut.
Apa susahnya tersenyum? Ketika kita berhadapan dengan orang-orang yang kita kenal atau ketika ada orang yang tidak kita kenal tapi membutuhkan interaksi dengan kita. Selama orang yang kita temui tidak memperlihatkan gelagat mencurigakan, senyumlah dengan tulus. Menciptakan interaksi yang nyaman melalui senyuman yang tulus adalah kebaikan untuk diri kita sendiri dan juga orang lain.
Merasa berat memberi senyuman, ditambah Kebanyakan dari masyarakat Indonesia merasa kesulitan ketika ingin memulai pembicaraan. Merasa malu menyapa duluan, bingung apa yang akan diucapkan dan ada juga yang malas untuk membangun komunikasi dengan orang baru. Budaya malu yang menjadi budaya masyarakat Indonesia, semakin menguat, walaupun pergeseran nilai rasa malunya kental sekali.
Dulu, masyarakat disekitar lingkungan sekitar rumah penulis. Masyarakatnya merasa malu ketika berperilaku yang bertentangan dengan hukum adat atau hukum agama. Namun sekarang mengenai perilaku menentang hukum, sebagian masyarakat merasa bangga dengan perbuatannya itu. Malah lebih membanggakan lagi jika perbuatanya di publish di media sosial, dengan dibumbui caption yang tidak memperhatikan etika.
Pergeseran malu pada perbuatan dengan nilai positif lebih membanggakan dari pada malu dengan perbuatan yang bernilai negatif, telah menjadi wabah dalam kehidupan sosial. Perubahan ini mengakibatkan kerenggangan interaksi sosial. Sehingga berdampak pada sikap malu untuk menunjukan kebaikan. Pergeseran ini secara masif berubah melalui komunikasi istilah, yang telah menghambat masyarakat untuk memulai interaksi, baik secara verbal atau gestur.
Mendahului menyapa orang lain lebih baik, daripada menunggu disapa duluan. Hilangkan rasa malu untuk kebaikan, beranikan untuk memulai pembicaraan. Bersegera berbuat kebaikan membangun kepercayaan diri dan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Karena, mereka merasa mendapatkan perhatian penuh dari orang-orang disekitarnya.
Menyapa orang akan menjadi lebih bermakna, jika sapaan dilakukan dengan cara yang sopan. Sopan santun adalah keindahan hati yang muncul dari perasaan hati, dan mempengaruhi hati. Seseorang yang memiliki hati yang baik, cenderung perasaannya halus, sehingga bisa membuat hati orang yang diajak berkomunikasinya senang.
Senyum, Sapa dan Sopan adalah modal sosial. Penggerak keadilan dalam berkehidupan sosial, yang berpotensi mewujudkan kedamaian hati. Pembangun peradaban intelektual, melalui keadilan yang menciptakan kedamaian untuk menyelaraskan pikiran dan hati dalam ranah kebaikan. Keadilan dan Intelektual akan siap membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berperadaban maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI