Mohon tunggu...
Osya Wafir
Osya Wafir Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An English Graduated Student, kinda wordsmith, an avid reader, and so-called humorous. Yet, people won't know me just as simple as that, since I'm kinda hard to guess. So, just dig me deeply and judge me never! But one thing for sure, I can never be bought by beautiful words since I'm a wordcrafter and I know that not all beautiful words indicate the truth.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

My Sister and I

25 Maret 2013   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:15 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

This note is about my sister and me. Suddenly she lingers in my mind.

Saya teringat saat tengkar sama dia, saat kita diam-diaman gegara hal sepele, saat dia sakit parah dan saya diam-diam nangis di kamar mandi berharap kesembuhannya, saat saya kasi kado novel di hari ulang taunnya dan dia sampe sekarang belum bilang terima kasih, saat dia curhat tentang beberapa teman lelakinya dan saya sering ketiduran mendengar curhatannya yang bersambung itu.

Namanya Afifatus Sholihah. Kita tercipta berbeda. Amat sangat.

Dia kalem, pendiem, dan cerdas. Sementara saya galak, bawel, dan 'agak' cerdas *yang terakhir maksa*

Dia suka lagu-lagu Arab dan sholawat. Saya gila lagu-lagu Barat dan India.

Dia kuliah di sastra Arab, saya kuliah di sastra Inggris.

Dia suka novel sastra berat, saya suka novel picisan.

Saya benci dengan hobinya yang suka meperin upil di tembok kamar dekat jendela, makanya saya sering panggil dia dengan sebutan ''mpok upil''. Saya juga benci kalo dia kerap kentut sembarangan, anytime anywhere.

Saya iri karena dia selalu dapat peringkat pertama di kelasnya.

Saya iri karena Ibu saya begitu kehilangan dia saat dia harus hengkang dari rumah karena ikut suaminya *coba kalo saya yang pergi dari rumah?*.

Saya juga iri saat dia bisa bikin Abah saya menangis haru saat dia dinobatkan menjadi mahasantri terbaik waktu duduk di bangku Aliyah di Solo dan mendapat beasiswa ke Universitas Al Azhar Cairo, meski pada akhirnya dia tidak ambil kesempatan itu.

Namun, seiring waktu berjalan saya semakin menyadari bahwa sedikit banyak saya belajar dari dia.

Saya suka sastra karena dia. Saya suka baca novel karena dia. Dan saya juga belajar qiro'ah dari dia.

Meski belum bisa masak seenak dia, tapi saya, toh, masih belajar untuk itu. Meski tidak bisa bikin puisi seindah dia, tapi teman-teman saya banyak yang bilang kalo tulisan saya 'asyik' buat dibaca. Meski tidak pernah dinobatkan sebagai mahasantri terbaik, tapi saya cukup puas jadi mahasiswa terbaik di fakultas Sastra Inggris *yeah, kasian deh banggain diri sendiri* :p

Dia sebenernya kakak yang baik. Sering mengalah untuk banyak hal, bagi-bagi ilmu ke saya. Mungkin satu hal yang dia tidak tahu:

I love her so much. I do really count on her on the level i don't even understand. We're two very different people. She's the ice and I'm the fire. But somehow we're existing together without destroying each other.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun