Jendela kamar sewa menghadap langit bisu,Â
Bintang-bintang di sini terasa tak setuju.Â
Tak ada aroma tanah basah seusai hujan di desa,Â
Yang ada hanya asap knalpot dan janji-janji perkasa.
Di jalan yang ramai, aku berjalan sendiri,Â
Mencari peta yang tak pernah ku temukan di hati.Â
Di mana letak keberhasilan yang dijanjikan?Â
Di antara gedung tinggi dan kesepian yang berkepanjangan.
Ibu, Ayah, suara kalian adalah alarm paling setia,Â
Bukan dering ponsel, tapi degup yang meronta.Â
Jika lelah adalah bantal, dan rindu adalah selimut,Â
Maka keberanian ini adalah satu-satunya obat.
Aku titipkan sunyi ini pada tiang listrik,Â
Sebab ia tegak, seperti mimpi yang harus kuukir.Â
Nanti, jika mentari di kota ini bersinar padaku,Â
Aku akan pulang membawa terang, bukan lagi ragu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI