Ada mahasiswa tukang kritik yang kebelet tampil gagah di media sosial sehingga mengabaikan etika dalam komunikasi dan berujung melahirkan kritik murahan. Ada yang pakai data siluman untuk mengkritisi kebijakan pemerintah daerahnya. Publik lalu ikut tersesat gara-gara data itu.
Ada juga yang sok-sok pakai bahasa keren dan ilmiah biar dikira mahasiswa hebat. Yang harusnya statement malah ditulis stekmen. Kenapa tidak ganti saja dengan kata pernyataan. Bahasa Indonesia ini luas toh. Banyak kata dalam bahasa asing yang lalu diadopsi oleh bahasa Indonesia. Misal fashion, lalu jadi fesyen. Dan masih banyak lagi.
Sebaiknya berhenti sok pintar kalau malah hanya melucu tak ada guna. Kalau mau kritik, pakai cara yang sedap. Begitu saja.