Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waktu yang Melingkar Diri

8 Maret 2021   10:33 Diperbarui: 16 April 2021   04:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang memiliki modal yang sama dalam soal waktu. Masing-masing memiliki 24 jam dalam sehari. Seberapa efektif modal tersebut bagi seseorang tergantung bagaimana Dia mengelolanya.

Ada orang yang bisa mengelola modalnya setiap makhluk ini dengan baik dan efektif. Ada yang mensikapi biasa saja. Juga ada yang tidak sadar bahwa Dia itu punya modal berharga setiap harinya. Meski modal tersebut tak kunjung habis dipakai, tapi bila Dia sadar bahwa waktu adalah anugerah, dia takkan menyia-nyiakannya begitu saja. Sebab, bila waktu berlalu, seseorang tidak akan pernah mampu mengembalikannya walau hanya sedetik.

Bagaimana caranya mengelola waktu dengan baik dan efektif, sehingga modal bernilai tersebut bisa memberikan keuntungan dan produktifitas bagi pemiliknya? Salah satunya adalah dengan mengenali diri sendiri. Dalam hal ini ada tiga macam yang nanti disebut dengan istilah lingkar diri.

1. Lingkar Pengaruh

Pertama adalah Lingkar Pengaruh. Ini adalah lingkar yang mampu kita pengaruhi. Artinya kita dapat berpikir, berperilaku dan bertindak atas kehendak diri sendiri. Dalam batas lingkar ini, perubahan dan perbaikan diri mampu ditempuh secara maksimal.

2. Lingkar Peduli

Lingkar diri yang kedua adalah Lingkar Peduli. Pada lingkar ini, seseorang dapat berpikir dan bertindak yang memberi dampak orang lain, terutama orang-orang yang terdekatnya. Namun, kepeduliannya atas tindak-tanduk mereka tetap terbatas. Jika dipaksakan, justru akan berakibat buruk.

3. Lingkar Perhatian

Sedangkan yang ketiga adalah Lingkar Perhatian. Ini adalah lingkar yang paling jauh terhadap diri seseorang. Jika Dia menaruh konsentrasi dan fokus penuh pada lingkar ketiga ini, dijamin hidupnya akan senantiasa dibayang-bayangi dengan kekecewaan dan kekesalan yang dibungkus rapi dengan balutan stres.

Ketiga jenis lingkar diri ini berkontribusi besar pada modal berharganya seseorang berupa waktu itu. Seberapa jauh dia bisa menjadi efektif tergantung kesadaran dalam pengelolaan dan manajemennya.

Jika boleh dianalogikan, manajemen waktu dalam lingkar diri ini seperti orang yang sedang berkendara motor. Orang yang nyetir motornya ada dalam batas Lingkar Pengaruh. Dia bisa menyetir motor sesuka hatinya. Bahkan Dia bisa belok ke kiri meski lampu sennya berkedip menyala ke kanan.

Sebagai contoh, ketika penderita tuna asmara kronis sudah bertahun-tahun. Lalu Sang Jomblo dapet durian runtuh, menemukan pujaan hatinya dan bersiap-siap menembak, bertaaruf lebih jauh, yang bisa dia kendalikan hanga bagaimana tampil keren, wangi, modis dan belajar menembak dengan baik. Sisanya, apakah idaman hatinya itu akan menerima atau tidak, Anda para tuna asmara takkan pernah mampu menyetirnya.

Sedangkan orang yang diboncengnya masuk kategori Lingkar Peduli yang hanya punya kuasa terhadap penyetir sebatas mengingatkan dan memberitahu. Dia tidak bisa mengendalikan secara penuh.

Dan batasan Lingkar Perhatian diibaratkan orang yang melihat orang lain berada di atas motor selainnya. Sangat kecil kemungkinanannya, bila ingin mengendalikan. Jangankan mengontrol, sekedar mengingatkan dengan baik saja, bisa cuek atau malah nyolot, karena memang wataknya tidak suka diingatkan.

Sebagai contoh paling mudah untuk Lingkar Perhatian ini adalah menyoroti kinerja Bapak-bapak Angota Dewan. Ketika perilaku mereka tidak mencerminkan wakil rakyat, dan kita terlalu memikirkannya, bahkan saking tinggi perhatiannya sehingga jatuh sakit. Itu rugi besar, karena mereka gak peduli apalagi perhatian dengan rasa sakitnya. Sebab, hal itu jauh dari kehendak kendalinya.

Maka, orang yang bejo adalah orang mampu memposisikan energi, pikiran dan lingkar pada waktu sesuai tempat peruntukannya. Dia mampu menempatkan waktu yang melingkar dirinya setiap saat secara proporsional.

Source: Sabrang in Suluk Kerinduan Youtube Channel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun