Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Debat Capres tapi Kualitas Ngobrol di Warung Kopi

20 Februari 2019   20:56 Diperbarui: 21 Februari 2019   07:51 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas Com

Seorang teman dari media main stream pada Minggu malam lalu mengirim pesan kepada saya agar mengomentari debat Capres. Di sela-sela pertemuan dengan rekan-rekan aktivis anti Tindak Pidana Perdagangan Orang, saya memperhatikan debat capres; kemudian melihat ulang di kanal Youtube. Setelah itu, saya menyampaikan hal-hal berikut:

Saya harus sampaikan maaf, sekali lagi maaf, ternyata apa yang disampaikan oleh Capres No 2 tidak mencerminkan sebagai Calon Presiden RI. Ya, semua hal yang disampaikan Prabowo, mulai dari visi, missi, hingga jawaban terhadap pertanyaan dari panelis  serta Jokowi hanyalah atau sebagian besar merupakan pengulang dari orasi yang telah ia sampaikan di mana-mana.

Dengan demikian, menurut saya, apa-apa yang disampaikan oleh Prabowo, hanyalah semacam kritik tanpa data, seperti yang biasa disampaikan oleh para demonstran atau pun anak muda pelaku aksi 'anti pemerintah.'  Biasanya pada kegiatan seperti itu, bagi para pelaku demo atau aksi, yang penting berseru dan berteriak agar terdengar oleh peserta aksi, walau tidak berdasar data dan fakta.

Kira-kira seperti itulah yang disampaikan dan diperlihatkan oleh Prabowo pada debat kedua; lalu, bagaimana dengan balasan dari Capres No 1 atau Jokowi?

Agaknya, Jokowi pun sedikit terjebak. Dalam artian, ketika menjawab pertanyaan panelis, Jokowi menjawab dengan cukup hati-hati serta tak 'menyimpang' dari pertanyaan. Namun, sebaliknya ketika menjawab pertanyaan dan bantahan dari Prabowo, Jokowi pun melakukan 'asal jawab' atau yang penting jawab dan 'mematikan' lawan.

Misalnya, kata-kata Jokowi seperti, agaknya Pak Prabowo tidak optimis; menguasai lahan; unicorn; kami sudah lakukan, dan lain-lain, cenderung 'sarkas' dan membuat Prabowo harus mengakui hasil kerja Jokowi. Faktanya, Prabowo pun mengakuinya dan berkata, "Jika sama, jangan kami dibenturkan!"  Nah.

Padahal, pada saat itu, debat kedua, mereka berdua adalah Calon yang sementara berkompetisi, artinya sama-sama harus memandang yang lain sebagai kompetitor. Tapi, justru yang terjadi adalah Prabowo mengakui bahwa Jokwi benar, baik, dan sudah lakukan; sampai-sampai ia pun mengakui bahwa memiliki tanah yang sangat luas. Di sini, jelas bahwa Prabowo bagaikan mahasiswa yang demo kritisi pemerintah, kemudian mendapat  jawaban tepat dari pejabat tertentu, kemudian 'meng-amin-kannya.'

Jadinya, ke depan, jika ada debat capres berikutnya, pola atau cara menjawab dari Prabowo masih sama dengan pada debat I dan II, maka lebih baik tidak perlu melanjutkan debat di media TV. Sebab, sama sekali tidak mencerminkan debat Calon Presiden RI, dan hanyalah obrolan warung kopi.

Tapi, lucu juga, obrolan mutu warung kopi pada debat kedua itu, malah menjadikan pendukung Prabowo kebakaran jenggot hingga melaporkan Jokowi ke Bawaslu. Itu sama saja dengan melaporkan kata-kata dalam obrolan kosong pada waktu duduk nongkrong sambil ngopi. Dan, semakin lucu lagi, jika Bawaslu salahkan pernyataan Jokowi pada waktu debat kedua; lha Prabowo sendiri akui, tapi para hulubalangnya malah naik darah.

Monggo para Capres, debat lah sebagai Capres bukan seperti ngobrol para pengangguran banyak acara di Kedai Kopi.

***

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun