Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah Berkah Bermanfaat Tak Hanya Jumlah tapi Kualitas

18 Maret 2024   14:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:18 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbuka puasa bersama di panti asuhan. /dok. pri

Paska Pandemi , saya sempat membantu seorang orang rekan membagikan makanan ke panti asuhan yang ada di Batam sebut saja Mr ES. Setidaknya dalam satu minggu ada 1-2 panti asuhan yang kami berikan makan siang (hari biasa) dan menu berbuka puasa (saat Ramadan). Kegiatan ini berlangsung 1 tahunan.

Sebelum pandemi Mr ES seorang GM di salah satu resor di Batam. Namun pandemi membuatnya kehilangan pekerjaan beberapa saat, lalu ia menginisiasi untuk membantu menyalurkan bantuan makan siang dari beberapa koleha di Singapura. Karena masih WVH, saya turut serta membantunya, dari sini saya mendapat banyak pengalaman menarik tentang sedekah.

Menu Lengakp Berimbang

Sebelum menyalurkan bantuan makanan, Mr ES wajib menyetorkan menu yang akan dimasak beserta jumlah kandungan nilai gizi kepada donatur. Para donatur dari Singapura ini memilik standar yang tinggi untuk semua bantuan makanan yang diberikan, dari kelayakan menu sampai tampilan. Harus ada buah dan sayur serta minimal dua lauk. Wadah makanan juga harus aman (tidak dari bahan berbahaya) serta mudah dipegang dan dibuka oleh anak anak. Ada waktu maksimal makanan sampai atau dimakan oleh anak-anak.

Saya sempat tertegun ketika seorang donatur memberikan komentar dan koreksi perihal menu yang tak sesuai dengan standarnya, atau tampilan yang kurang karena buah dan sayur tidak berwarna.

Jujur Awal dan Akhir

Sebelum mengirimkan makanan biasanya Mr ES akan melakukan survei ke panti asuhan, memastikan jumlah anak dan pengurus panti. Soal jumlah makanan yang diberikan memang agak ketat, saya pikir ini bukan pelit tapi bagaimana kita semua bertanggung jawab dengan apa yang disalurkan. Kita belajar untuk jujur dari awal hingga akhir.

Bukan hal aneh jika pada akhirnya di lapangan kami menemukan panti asuhan (maaf) fiktif, jumlah anak yang tinggal di panti tidak sesuai dengan data. Mungkin di budaya kita , itu adalah hal yang biasa tapi tidak dengan negara yang memiliki etos kerja akuntibilitas yang tinggi.

Jumat Berkah Yang Tak Berkah

Salah satu pelajaran paling berharga adalah ketika kami melihat tumpukan makanan tak termakan teronggok di salah satu panti. Ini adalah pertama kami memberikan makanan di hari Jumat karena pemilik panti yang memintanya untuk Jumat berkah. Karena kami sudah memprediksi hari Jumat akan banyak bantuan makanan, jadi kami memilih hari lain.

Saat kami datang , ternyata sudah ada makanan lain yang datang terlebih dahulu. Bukannya merendahkan niat baik seseroang tapi makanan itu dalam bungkus streoform dengan isi nasi putih dan lauk telur dadar tanpa sayur. Sang panti berkata, jika hari Jumat banyak makanan datang tanpa diminta. Jika sudah begini maka biasanya yang akan diambil hanya lauknya saja, sedangkan nasi akan dibuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun