Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gubernur Sulawesi Tengah [Tidak] Ada di Area Bencana

9 Oktober 2018   19:26 Diperbarui: 9 Oktober 2018   20:04 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas Com

Sebab, silahkan membandingkan dengan Kisah I dan Kisah II di atas, seseorang yang sudah terpanggil untuk memabdikan diri sebagai 'pelayan rakyat,' maka ia wajib atau pun memiliki suatu keharusan mendahulukan kepentingan publik yang menjadi tangggungjawabnya, daripada urusan pribadi.

Hal tersebut terbukti dengan pernyataan Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo. Menurut Sutopo, "Pemda Sulteng hadir sejak awal terjadinya bencana. Jadi kalau ada media yang menyampaikan bahwa pemda tidak banyak berperan, itu tidak benar. Sejak kejadian bencana, pemda tetap tegak. Pemerintah pusat dalam hal ini dari berbagai kementerian/lembaga,TNI-Polri, bergerak untuk mendampingi pemerintah daerah. Dan Pak Gubernur menyampaikan, 'Kami selalu hadir bersama semua pihak untuk mempercepat pemulihan keadaan masyarakat."

Jelas khan, Gubernur Sulawesi Tengah tidak meninggalkan rakyatnya; ia ada dan hadir dalam derita warga. Sayangnya, kehadiran tersebut 'tidak terlihat dari Jakarta.' Sama halnya dengan hadirnya Presiden RI di Sulawesi Tengah, ada politisi yang menilai sebagai pecitraan politik. Suatu penilaian yang salah kaprah dari orang-orang yang tak berpikir secara sehat, jujur, baik dan benar.

Oleh sebab itu, sangat tidak etis apa yang dikatakan oleh Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade. Orang ini menyatakan bahwa, "Bedanya Pak Longki nggak pencitraan bawa media seperti Pak Jokowi yang membangun pencitraan supaya terlihat bekerja tapi hasilnya tidak dirasakan masyarakat." Ucapan seperti ini, bisa disebut sebagai penghinaan terhadap kehadiran Presiden di antara rakyat yang menderita. Oleh sebab itu, orang ini perlu belajar ulang di Sekolah Dasar agar bisa memahami cara menghormati Kepala Negara.

Mari kita menilai sesuatu dengan jernih, jujur, dan berdasarkan fakta yang ada. 

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun