Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vamos! Pernik Unik Negara Juara asal Amerika Selatan di Piala Dunia 2018

13 Juni 2018   16:12 Diperbarui: 14 Juni 2018   08:49 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suarez lupakan masa lalu. Sumber foto: skysport.com (dengan penyuntingan mandiri).

(Artikel ini lanjutan dari artikel berjudul "Willkommen! Pernik Unik Negara Juara asal Eropa di Piala Dunia 2018". Naskah dipisah ke dalam dua bagian untuk menyesuaikan jumlah maksimal sebanyak 1.500 kata. Baca naskah pertama di sini).

Sejak dipentaskan pertama kali pada 1930, hanya delapan negara yang pernah juara Piala Dunia. Sekalipun bertajuk Piala Dunia, nyatanya baru dua zona konfederasi sepakbola saja yang anggotanya pernah angkat trofi, yakni Eropa (UEFA) dan Amerika Selatan (CONMEBOL).

Jerman paling banyak mentas pada laga final dengan jumlah delapan kali, meski hanya separuhnya mereka menangi. Sedangkan Brasil pengoleksi gelar dengan torehan lima piala yang tersemat secara simbolis lewat bintang pada seragam. Uruguay sukses juara dua kali saat gelaran masih berusia dini. Argentina melakukannya pada era Mario Kempes pada 1978 disusul magis Diego Maradona delapan tahun berselang.

Ada enam negara yang juara bersamaan peran selaku tuan rumah, sekalipun tidak perlu berharap macam-macam kepada Rusia. Inggris dan Perancis juara sekali dan memang satu-satunya tatkala melakoni peran sahibulbait pada 1966 dan 1998. Spanyol zaman keemasan meletakkan trofi Piala Dunia 2010 di antara kejayaan Piala Eropa 2008 dan 2012 untuk mendaku diri salah satu timnas terbaik sepanjang masa. Turnamen nomor ke-21 ini minus Italia yang mesti absen lagi selayaknya pada gelaran Swedia 1958.

 Sebagai pentas tertinggi dalam kancah sepak bola, Piala Dunia sesak pernik menarik. Berkali-kali dicetak ke dalam buku, direkam ke dalam video, dituturkan antargenerasi, dan ditulis lebih dari 1.500 kata. Namun biarlah yang pernah juara yang paling pantas untuk dikenang dan dibahas lebih dulu. 

Berikut sekilas pernik para tim juara dalam konteks keikutsertaan Piala Dunia 2018. Ajang di mana mereka mencoba mengulangi kejayaan atau merelakan kejayaan milik orang lain.  

Setelah Tangan, Gigi, lalu Apa?

Suarez lupakan masa lalu. Sumber foto: skysport.com (dengan penyuntingan mandiri).
Suarez lupakan masa lalu. Sumber foto: skysport.com (dengan penyuntingan mandiri).
Tahun 2010, Luis Suarez menyengaja meyentuh bola untuk menggagalkan gol Ghana pada babak quarter final. Harapan Ghana menjadi tim pertama Afrika yang tembus semifinal buyar. Tahun 2014, kemenangan krusial Uruguay untuk lolos dari babak grup diwarnai gigitan Luis Suarez pada punggung Giorgio Chiellini.

Gigitan ketiga Suarez sepanjang karier setelah sebelumnya gigi tonggosnya menggores kulit kuping Otman Bakkal dan lengan Branislav Ivanovic.  Dalam masa hukuman atas gigitan kepada Bakkal dan Chiellini, Suarez pindah. Pertama dari Ajax ke Liverpool, kedua dari Liverpool ke Barcelona. Gigitan seolah raison d'etre dalam setiap rite de passage karier sepak bola Suarez.

Di Barcelona, kota yang dia impikan demi mengejar cinta remajanya yang kelak menjadi istrinya, hidupnya cenderung stabil. Kontroversi berat seperti menggigit, menghalangi gol lawan, dan berlaku rasis, berganti dengan trofi Liga Champions pertama, tiga trofi La Liga, dan gelar top skor pada musim 2015-16 guna menyelak dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sedari tahun 2009-2018.

Suarez untuk Piala Dunia 2018 adalah Suarez yang secara mental semoga stabil. Dia memang top skor sepanjang masa Uruguay, tapi sifat egoisnya mulai dikesampingkan dengan mendukung Edinson Cavani menjadi top skor pada kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan. Lima golnya cukup mendukung La Celeste finis di peringkat kedua, serta melenggang ke grup ringan di Rusia.

Kesampingkan Suarez, karena pelatih Oscar Tabarez bakal melatih pada Piala Dunia keempatnya, setelah menukangi Uruguay pada edisi 1990, 2010, dan 2014. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun