Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tebus Dosamu, Messi!

1 Juli 2015   15:10 Diperbarui: 1 Juli 2015   15:10 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan Tulis Messi, Tonton Saja."

Kalimat barusan menghiasi halaman muka Kompas, 1 Juni 2015 sebagai judul berita. Sebuah judul yang asyik, sekaligus menggelitik. Kalimat tersebut adalah ucapan pelatih Messi di Barcelona tahun 2008-2012, Pep Guardiola. Dari judul itu, penulis seolah mengajak pembaca bahwa kata-kata mampu kehilangan kesaktiannya saat sosok Messi menjadi bahan bahasan.

Satu hari sebelumnya, La Pulga (julukan Messi yang berarti si kutu) mengantar Barcelona juara Copa Del Rey 2015. Salah satu dari dua gol yang dia cetak di laga tersebut amat mengagumkan. Hampir dari tengah lapangan sampai masuk kotak penalti, Messi menggiring bola menyisir sisi kanan dan mengelabui empat pemain Athletic Bilbao. Bola sepakan kaki kirinya tak mampu terhalau dan gol! Gol luar biasa yang biasa, karena tak sekali-dua kali Messi buat.

Memuji Lionel Messi memang memerlukan kreativitas tinggi. Tidak cukup sekadar bilang, “simply the best” seperti yang dilakukan pelatih Kolombia, Jose Pekerman. Menyebut Messi dari planet lain pun sudah terlalu banyak pemain ucapkan.

Arsene Wenger menyebut Messi sebagai pemain di Play Station. Luis Figo merasa menonton Messi memberi kesenangan yang sama seperti ketika orgasme. Komentator Ray Hudson yang terkenal hiperbolik, menyebut Messi sebagai pisau ahli bedah yang akan memotong tanpa ampun. Penulis kenamaan Sid Lowe merasa pujian dan sumpah serapah tidak cukup mengekspresikan kehebatan Messi, tapi perlu lewat simbol yang kekuatan penyampaian pesannya melebihi kata-kata. Seolah sepakat dengan Sid Lowe, pemain Jamaika, Deshorn Brown berusaha menjelaskan betapa luar biasanya Messi dengan meminta selfie di tengah lapangan hanya beberapa detik setelah mereka bertanding di Copa America 2015.

Beragam gelar dan rekor ada di kantung pria kelahiran Rosario, 24 Juni 1987 ini. Mulai dari yang prestise sampai yang baru kita ketahui saat Messi melampauinya. Atur browser Google Chrome anda dengan ukuran layar 100%, maka anda butuh empat kali menekan tombol page down pada keyboard untuk membaca daftar gelar dan prestasi Messi yang terlampau banyak di Wikipedia. Tidak percaya? Saya sudah mencobanya.


Pujian yang mengalir deras dari berbagai pelaku sepak bola lintas generasi ke arahnya, sama sekali bukan bertujuan untuk bermanis-manis kata belaka. Membicarakan Messi pun bukan lagi dalam tahap perbincangan apakah dia pemain terbaik saat ini atau bukan. Membicarakan Messi sudah memasuki level lanjutan, yaitu apakah dia pemain terbaik sepanjang masa atau tidak.

Messi membuat sepak bola terasa sederhana. Dia bisa melewati banyak pemain dan mencetak gol dengan mudah seolah tidak ada apa-apa. Saat menggiring bola, kaki kirinya seakan-akan menempel dengan si kulit bundar. Messi bermain sepak bola seperti anak kecil yang mencari kesenangan yang sesungguhnya.

Sayang, keagungan Messi tidak cukup membuatnya dicintai publik Argentina. Mereka merasa tidak begitu mengenal sosok Messi, karena dia kadung pindah ke Spanyol ketika berusia tiga belas tahun. Tidak banyak orang yang tahu kehebatan Messi secara langsung, melainkan hanya dari kabar di televisi. Messi belum sempat menjajal Liga Argentina, tak seperti pesepak bola pribumi lainnya. Messi juga tidak tumbuh dari lingkungan yang keras dan miskin seperti Diego Maradona dan Carlos Tevez. Banyak yang merasa Messi tidak merepresentasikan karakter orang Argentina pada umumnya.

Muncul tuduhan Messi tidak pernah sungguh-sungguh bermain di tim nasional. Messi tidak pernah menggebu-gebu saat bernyanyi lagu kebangsaan Argentina. Messi terlalu Spanyol. Jurnalis Argentina, Martin Manzur pernah bekata jika anugerah terbesar Messi adalah masih memiliki aksen Argentina, karena jika tidak, celakalah Messi.

Prestasi Messi di tim nasional Argentina kadung mengerikan, apalagi jika melakukan perbandingan dengan apa yang dia lakukan di Barcelona. Dia baru bisa menyumbang gelar juara Piala Dunia U-20 tahun 2005. Tentu saja ini dengan mudah publik tidak pedulikan. Sebab, pencapaian level junior selamanya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pencapaian di level senior. Mereka ingin trofi Piala Dunia dan juara Copa America.

Messi belum mampu memberi trofi di level senior bersama Argentina. Foto: babb.telegraph.co.uk 

Baru sekali juga Messi dinobatkan sebagai Atlet Terbaik Argentina, yaitu ketika tahun 2011. Selain dirinya, memang hanya ada empat pesepak bola yang meraih titel tersebut,. Pedro Dellacha (1957), Diego Maradona (1979 & 1986), Oscar Rugerri (1991), dan Carlos Tevez (2004). Messi berpeluang menyamai catatan Maradona tahun ini, karena sukses memborong tiga gelar dalam semusim bersama Barcelona dan punya kesempatan juara Copa America 2015.

Messi pindah dari Argentina dalam usia yang begitu dini bukan tanpa alasan. Sebab, hanya Barcelona yang mampu membiayai perawatan Messi kecil yang punya masalah dalam pertumbuhan. Suntikan penambah hormon yang dilakukan terus menerus jelas memberikan kesakitan baginya. Di Spanyol, dia pun hanya ditemani ayahnya, Jorge. Hidup Messi berat, tanpa perlu lahir dari kawasan yang keras dan kumuh. Tidak bisa dibayangkan menjadi apa Messi saat ini, jika dia tetap tinggal di Argentina tanpa mampu melakukan perawatan atas kelainan pertumbuhan yang dia idap.

Soal cibiran publik Argentina, Messi pasti paham kalau itu semata-mata datang dari kekecewaan mereka terhadap dirinya yang gagal terus membawa Argentina juara. Beban di punggungnya semakin menjadi-jadi ketika kalah di final Piala Dunia tahun lalu. Padahal, jika saja Argentina bisa juara, lepaslah beban-beban tersebut. Tak akan ada lagi yang membanding-bandingkan dirinya dengan Maradona. Mungkin juga segera berkurang drastis jumlah orang yang teguh jika dia bukan pemain terbaik sepanjang masa karena belum juara Piala Dunia. Namun, Messi sadar jika hidup mesti terus berjalan.

Sabtu (4/7) malam waktu Cili, Messi bakal kembali tampil di partai puncak turnamen yang kesekian kalinya sepanjang kariernya menjadi pesepak bola. Bersama rekan-rekannya di Albiceleste, mereka telah melangkah amat jauh. Mereka tinggal mengakhiri apa yang mereka mulai dengan cara yang paling bahagia.

Messi tetap menjadi kunci permainan sepanjang gelaran Copa America 2015. Memang, sumbangsih golnya sampai babak semifinal hanya satu. Namun, perannya di lapangan terlampau sentral. Messi selalu menjadi pembeda di setiap pertandingan Argentina.

Dia tunjukkan jika pencapaian pribadi tidak pernah ada apa-apanya dengan pencapaian kolektif tim. Memang tiada gol yang dia cetak dalam kemenangan sensasional Argentina 6-1 atas Paraguay di babak semifinal. Namun, sumbangan tiga assist darinya pada laga itu begitu krusial. Di akhir laga, dia dinobatkan sebagai man of the match, status yang dia terima tiga kali sepanjang turnamen.

"Menjuarai Copa akan melengkapi hal yang spektakuler. Saya sangat ingin memenangi sesuatu dengan timnas," tandasnya di situs resmi Copa America.

Membawa Argentina juara jelas bisa menjadi semacam penebusan dosa-dosa Messi yang membuatnya tidak dicintai publiknya sendiri. Apalagi, Maradona tidak pernah mampu meraih juara Copa America. Ini bisa menjadi poin keunggulan dirinya terhadap 'Si Tangan Tuhan'. Maka, tidak ada pilihan lain bagi Messi selain memberi kemenangan Argentina di Santiago. Soal Piala Dunia, dia masih punya kesempatan meski jelas tidak mudah. Juara Copa America tahun ini adalah kemutlakan. Peluang yang terlampau besar baginya melepaskan separuh beban dan menebus beragam ‘kesalahan’. Amat sulit membayangkan jika Messi mesti gagal lagi.

sumber foto utama: ca2015.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun