Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Buah Kesabaran Carlos Tevez

27 Juni 2015   20:03 Diperbarui: 27 Juni 2015   20:03 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat tahun silam Carlos Tevez menjadi pecundang. Kegagalannya mengeksekusi penalti membuat Argentina tersingkir di babak perempat final dari Uruguay. La Albiceleste urung juara Copa America 2011 yang digelar di rumah sendiri.

     Sepakan penalti Tevez menghentikan kiprahnya sejenak di tim nasional. El Apache, julukan Tevez, tidak dimasukkan ke skuat Piala Dunia 2014. Hal ini sempat membuat sekelompok orang melakukan demonstrasi di Buenos Aires, mengecam pelatih Argentina saat itu, Alejandro Sabella. Sabella cuek, tidak peduli dengan koleksi 19 gol Tevez di Juventus musim 2013-14. Bagi Sabella, memasukkan Tevez dapat mengganggu harmoni tim.

    Sabella ingin membangun skuat yang mendukung Lionel Messi mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Sementara banyak orang Argentina merasa sosok Tevez lebih merepresentasikan diri mereka ketimbang Messi.Ketika itu, publik meradang.

     Jeff Himmelman dari New York Times pernah menulis tentang seberapa penting pengaruh Messi bagi orang Argentina. Ketika berbincang dengan mantan petinju profesional Pablo Rodriguez, dia mendapat jawaban demikian.

      “Tevez lebih pribumi. Berbicara soal identitas, saya lebih memilih Tevez,” kata Rodriguez mengomentari keputusan Sabella.

     Ya, Tevez besar di kawasan Buenos Aires yang keras, sementara Messi sudah pindah ke Spanyol sejak berumur tiga belas tahun. Etos kerja Tevez di lapangan dianggap ‘Argentina banget’.


   Meski begitu, ternyata hati Tevez tidak segarang wajahnya. Bukannya membuat api kemarahan masyarakat Argentina membesar, dia malah menghormati keputusan Sabella ketika itu. Soal anggapan dirinya yang lebih punya identitas Argentina ketimbang Messi, baru-baru ini dia menunjukkan kedewasaan.

     “Dia yang tidak menyukai Messi, tidak tahu apapun tentang sepak bola. Saya tidak tahu apa yang ada di kepala mereka,” kata Tevez kepada Goal.

    Buah manis hasil kesabaran Tevez panen di laga Argentina versus Kolombia. Dia berada dalam situasi yang begitu identik dengan momen empat tahun lalu. Maju sebagai penendang ketujuh, dia mesti mengeksekusi penalti dengan sempurna. Sebab jika gagal, cerita kelam kemungkinan bakal berulang.

    Carlitos kali ini begitu tenang dan bola sepakannya masuk gawang. Argentina melenggang ke semifinal dan berpeluang besar juara Copa America yang terakhir kali mereka raih tahun 1993. Pelatih Argentina Gerardo Martino mengaku sengaja tidak menaruh Tevez sebagai salah satu eksekutor utama La Albiceleste karena kegagalan empat tahun lalu terjadi lagi.

    “Kami mencoba mencegahnya maju dan mengambil penalti. Namun akhirnya tiba gilirannya. Itulah sepak bola dan headline koran besok semuanya tentang penebusan kesalahan,” ungkap mantan pelatih Barcelona tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun