Mohon tunggu...
ona mariani
ona mariani Mohon Tunggu... Freelancer - Riset

Content Writer || Content Creator || Researcher || Journalists

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hannah Arendt, Corona, dan Totaliterisme Negara

3 April 2020   14:15 Diperbarui: 3 April 2020   14:22 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pinterest

Ini adalah ajaran dimana saya hidup: Bersiaplah untuk yang terburuk ; mengharapkan yang terbaik ; dan ambil apa yang datang

~ Hannah Arendt

Terus terang saja membaca beberapa tulisan Yuval Noah Harari yang dapat diakses bebas di www.antinomi.org dalam versi bahasa Indonesia , mengingatkan saya pada Hannah Arendt seorang filsuf politik perempuan Yahudi abad 20.

Terlepas dari mereka memiliki latar belakang Yahudi yang sama, apa yang telah disinggung oleh Noah Harari dalam tulisannya yang berjudul Dunia setelah Corona Virus, terkait bagaimana negara akan berubah menjadi monster pengawas terhadap tubuh dan pikiran warga negaranya melalui kumpulan data biometris, sebenarnya telah disinggung oleh Arendt pasca perang dunia pertama ketika Jerman mengalami kekalahan besar.

Membaca Noah Harari hari ini, rasanya seperti membaca kembali pikiran Arendt dengan subjek sejarah yang berbeda, namun dengan ketakutan yang nyaris sama.

Dalam tulisannya, Harari menyinggung terkait kebijakan beberapa negara di dunia dalam meminimalisir persebaran wabah Covid-19, di antaranya adalah China dan Israel.

Di China, sebagai negara yang pertama kali menghadapi wabah, pemerintah telah melengkapi gawai warga negaranya dengan alat kamera pengenal wajah, dan mewajibkan setiap orang untuk mengecek dan melaporkan temperatur tubuh dan kondisi medis mereka, otoritas China tak hanya dapat cepat mengidentifikasi mereka yang dicurigai terjangkit virus korona, tetapi juga melacak pergerakan mereka dan mengidentifikasi dengan siapa saja mereka bersentuhan.

Sementara itu di Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melimpahkan wewenang kepada Badan Pertahanan Israel untuk mengerahkan teknologi pengawasan yang pada biasanya dipergunakan demi menumpas teroris untuk melacak pasien virus corona.

Kemajuan ilmu pengetahuan disinyalir akan mampu menciptakan teknologi yang dapat mendukung negara untuk membuat sistem pengawasan mutakhir dan menentukan apa yang "terbaik "untuk warga negaranya ke depan, kurang lebih begitu apa yang dimaksud oleh Profesor Sejarah andalan saya ini heheh

Benar, lagi dan lagi ilmu pengetahuan akan tetap menjadi legitimasi tak terelakkan di perkembangan peradaban umat manusia. Dalam kondisi seperti ini orang akan lebih percaya pada sesuatu yang di lengkapi dengan kalimat " riset membuktikan ", begitu kira-kira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun