Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Hal Mendadak dan Pemakaman Paling Sepi

25 Juli 2021   08:42 Diperbarui: 25 Juli 2021   16:06 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: padatindo.com

Tengah malam gundukan tanah itu telah menjadi pemandangan baru di dapur. Di sampingnya Surti terlelap tak berdaya. Tenaganya terkuras mengurus pemakaman seorang diri. Tak ada tanda-tanda apapun dari sekitarnya. Alam seperti nyenyat menghadirkan sejuta lengang.

Hanya lalat yang berterbangan mengitari tas plastik berisi pisang busuk teronggok di atas meja dapur. Di dekatnya juga tersaji kelapa muda yang belum diapa-apakan. 

Malam telah usai, pagi merayap siang. Surti terbangun dan merangkak sempoyongan menuju pintu keluar. Namun, pintunya terganjal aneka ragam bungkusan tas plastik berisi makanan dan minuman. Mendadak pikirannya menjadi asing, mengapa ada bungkusan makanan sebanyak ini?

Ia coba membuka pintu dengan tangan gemetar. Saat pancaran sinar mentari mengenai tubuhnya, mendadak ia kejang. Terdengar suara batuk kecil menyertai. Ia terus merangkak dan bruk! tubuh kurus itu tertelungkup di bibir pintu. Kakinya masih basah terbungkus sisa tanah liat, begitu pula tangannya.

"Loh, Surti? kamu kenapa?" tanya tetangga yang kebetulan lewat.

Surti tak menjawab. Ia menggigil menahan demam yang meninggi. Bibirnya pucat. Tenggorokannya tersekat dan nafasnya naik turun. Tubuhnya tak bergerak lagi. Semua serba mendadak. Dari yang gila menjadi waras. Dari yang hidup mendadak mati. Dari yang ramai menjadi sepi.

SINGOSARI, 25 Juli 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun