Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Mengerami Mimpi

9 Oktober 2019   17:44 Diperbarui: 9 Oktober 2019   18:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: images.saatchiart.com

Aku pulang terlambat.
Pintu terbuka, sunyi sedang bertamu.
Sofa dan meja mematung piatu.
Anak-anak ngilu dalam debu.
Istri mengering bersama kain pel.
Jemuran-jemuran hampa,
serta sabun cuci yang dikerubut semut,
mungkin gula sudah teramat langka.

Dengan gontai pintu kututup lekat.
waktunya menggelar kisah penat.
Serta, kantuk-kantuk yang menjerat.

Diatas kasur, aku mengerami mimpi
berharap ada anak dan istri yang singgah
dalam rumah yang kubangun dari angan.
Mereka menyambutku, menyiapkan makan
dan secangkir teh hangat.

Tapi, entah mengapa, kita bertiga tidak
segera menyantap makanan. Tudung masih
tertutup, piring masih tengkurap.

"Kau kenapa istriku?," tanyaku penasaran.
"Aku? aku ini mimpimu mas, mimpi yang kau erami."

Aku terbangun,
bantal dan guling duduk di meja makan.
Keduanya menyantap sunyi yang ditumbuhi jamur.

SINGOSARI, 9 OKTOBER 2019 
Kesepian adalah bagian dari kehidupan, separuhnya ada harapan yang menanti, sisanya kemauan yang disayat waktu. Jangan biarkan kesepian
memimpin negerimu, tanamlah suka cita pada setiap kepala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun