Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bunga Kamboja

28 September 2019   10:07 Diperbarui: 28 September 2019   10:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah bunga Kamboja urung diri
menjumpai bumi yang kerontang
saat para akademisi menganyam
angin hasutan dan kepentingan

Mereka bersorak memberi hadiah telunjuk
membakar kata dan aksara
mendidihkan otak
mengeraskan penasaran
jika perlu menunda hujan
sampai usul saran menusuk
jantung

Entah apa yang dirusak
apakah keputusan atau kepentingan

Entah apa yang diusik
apakah pertemuan atau perpisahan

Bunga Kamboja tak sabar lagi,
panas semakin menebar
ia menitipkan pesan kepadaku
sebelum retakan tanah berikutnya
siap menelan kebaikan
seraya berkata:

"Pada tiap Pahlawan ada jiwa yang
rela mati tanpa minta dikenang."

"Namun ada Pahlawan yang ingin dikenal
sebelum mereka mati, lalu dilupakan."

Sekonyong-konyong bumi
memeluk harapan yang dibawa
bunga Kamboja, bahwa setiap kebaikan
akan kembali kepada-Nya

SINGOSARI, 28 September 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun