Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Wakil Rakyat

3 Juli 2019   14:52 Diperbarui: 3 Juli 2019   15:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
encrypted-tbn0.gstatic.com

Pemilik mebel tertimpa rejeki dari langit, ada pesanan kursi banyak sekali. Bahkan, kayu-kayu didatangkan dari berbagai hutan di Indonesia, "Ini permintaan dari pemesan," jelas tukang kayu dengan senyum merekah. "Makanya saya juga menambah tukang kayu, supaya bisa selesai tepat waktu," imbuhnya lagi.

Lalu mereka bekerja seperti biasa, suaranya riuh. Tukang kursi mencoba memahami desain gambar. Perdebatan panjang tentang ukuran kursi belum usai. Tukang lain interupsi tentang kulit yang empuk supaya nyaman diduduki. Sontak yang lain juga interupsi tentang merek plitur yang awet. Beberapa tukang terburu-buru menanyakan upah, ada pula yang usil usul soal pengurangan bahan. Pemilik mebel pusing tujuh keliling. Semua pertanyaan dijawab dengan satu jawaban, "Anda kerjakan saja, jangan banyak tanya, kita ini rakyat kecil, ini pesanan dari wakil rakyat yang terhormat, kalian paham?."

Mendengar jawaban itu tukang kayu berhamburan keluar, mereka lari terbirit-birit pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan berbagai tanya dan usul usil, menjumpai istri dan anak-anaknya yang melukis ayam goreng di tembok dapur. 

Malang, 3 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun