Lalu mereka bekerja seperti biasa, suaranya riuh. Tukang kursi mencoba memahami desain gambar. Perdebatan panjang tentang ukuran kursi belum usai. Tukang lain interupsi tentang kulit yang empuk supaya nyaman diduduki. Sontak yang lain juga interupsi tentang merek plitur yang awet. Beberapa tukang terburu-buru menanyakan upah, ada pula yang usil usul soal pengurangan bahan. Pemilik mebel pusing tujuh keliling. Semua pertanyaan dijawab dengan satu jawaban, "Anda kerjakan saja, jangan banyak tanya, kita ini rakyat kecil, ini pesanan dari wakil rakyat yang terhormat, kalian paham?."
Mendengar jawaban itu tukang kayu berhamburan keluar, mereka lari terbirit-birit pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan berbagai tanya dan usul usil, menjumpai istri dan anak-anaknya yang melukis ayam goreng di tembok dapur.