Deretan pantai berpasir putih yang indah banyak terdapat di sana. Misalnya saja Pantai Kuta Mandalika, Pantai Seger, Pantai Tanjung Aan, Pantai Serenting, Pantai Selong belanak, Pantai Gerupuk dan sebagainya.
Masing-masing pantai ini punya ciri khas masing-masing . Misalnya, Pantai Seger yang punya kisah menarik tempat upacara Bau Nyale dilangsungkan. Dalam bahasa Sasak, "Bau" berarti "Menangkap" sedangkan "Nyale" sendiri berarti "Cacing Laut".
Tradisi yang mempunyai nilai sakral ini biasanya diadakan sekitar Februari dan Maret dan berkaitan dengan legenda Putri Mandalika yang terkenal akan kecantikannya saat ia menjelma menjadi cacing laut saat dulu ia diperebutkan oleh pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok.
Masih di sekitaran Mandalika, terdapat sebuah bukit yang menawarkan panorama laut, pantai dan perbukitan yang dapat dilihat dari ketinggian. Nama tempatnya Bukit Merese atau juga disebut dengan Bukit Cinta.
Ini adalah salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan proses matahari terbit dan terbenam. Jika beruntung, pengunjung dapat juga berfoto dengan hewan ternak warga --sapi atau kerbau, yang dapat memberikan nuansa berbeda nantinya saat diabadikan lewat lensa kamera. What a Wonderful Indonesia!
Selain wisata alam, tak jauh dari Mandalika juga terdapat beberapa desa tradisional yang unik. Desa pertama yakni Desa Adat Sade yang merupakan kampung asli Suku Sasak Lombok di mana mereka tinggal dalam rumah tradisional yang terdiri dari beberapa tipe. Rumah bernama Bale Bonter misalnya fungsi sebagai tempat tinggal para pejabat.
Bale Kodong difungsikan bagi para lansia atau pasangan yang baru menikah namun belum memiliki tempat tinggal. Sedangkan Bale Tani merupakan rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat pada umumnya.
Menariknya, rumah-rumah ini lantainya dilumuri dengan kotoran sapi/kerbau dan dilakukan secara berkala dengan tujuan menguatkan lantai dan mencegah serangga untuk masuk ke dalam rumah. Unik, ya! Bagi yang mau berburu kain tentun khas Desa Sade pun dapat dibeli di sini karena sebagian besar warganya membuat kain tersebut.
Desa adat kedua yang tak kalah menarik ialah Desa Adat Ende. Sebetulnya desa ini tak jauh berbeda dengan Desa Sade. Keduanya sama-sama merupakan tempat asli Suku Sasak bermukim.