Kisah ketiga bandit amatir yang disajikan di awal bab tadinya aku ngerasa sebagai tempelan atau sekadar pembuka cerita. Kenapa? sebab di bab selanjutnya, sajian kisahnya terpisah dan seolah berdiri sendiri.
Baru setelah semakin ke belakang, rupanya ada hubungan dan benang merah dari tokoh-tokoh yang diceritakan.
Mengenai permasalahan orang yang berkonsultasi juga bagus dan related dengan keadaan banyak orang. Ada seorang anak yang bimbang antara memilih karir bermusik atau meneruskan usaha keluarga.
Ada juga seorang wanita yang harus memilih meneruskan kandungan yang ia dapatkan dari hubungan terlarang dengan suami orang.
Semua dikeluhkan oleh orang dewasa. Walau begitu, bukan berarti anak-anak tak memiliki permasalahan yang pelik. Ada juga kisah seorang anak yang bimbang akan mengikuti orang tuanya kabur dari jeratan utang atau tetap tinggal di kota sebelumnya.
Di lain cerita, ada pula kisah seorang hostes yang ragu mau meneruskan kerjaan di bar/diskotek dengan bayaran tinggi atau cukup bekerja di kantor biasa dengan bayaran yang kecil.
Tak hanya oleh Tuan Yuji, permasalahan ini pun dapat terselesaikan atas campur tangan ketiga bandit ini.
Aku suka dengan isi surat yang disampaikan oleh kedua belah pihak. Banyak sekali belajar dari nasihat-nasihat Tuan Yuji terhadap permasalahan yang ada.
Salah satunya nasihat ini. "Konsep sederhana saya tentang keluarga adalah, sebisa mungkin mereka harus selalu bersama-sama, tentu saja kecuali mereka berpisah demi mengejar hal positif. Memisahkan diri dari keluarga, entah dengan alasan benci atau kesal, menurut saya bukan wujud keluarga sesungguhnya." Hal.224.
Sungguh sebuah buku yang istimewa. Btw, buku ini sudah diadaptasi jadi film yang tayang 2017 lalu. Jadi penasaran ingin nonton juga.