Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pengelolaan Kawasan Stadion Gelora Sriwijaya Tidak Sebaik Dulu

12 Februari 2018   17:01 Diperbarui: 12 Februari 2018   20:07 2936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Bumi Sriwijaya. Daftartempat.com

Sekitar sebulan belakangan, di Minggu pagi, saya rutin mendatangi Stadion Gelora Sriwijaya yang berada di Jakabaring untuk berolahraga. Sebelum ini, saya selalu rutin dan bangga mengajak para tamu yang berasal dari luar kota, untuk mendatangi kawasan ini karena, menurut saya, kawasan ini tak hanya berfungsi sebagai sentral olah raga, namun juga berfungsi sebagai sarana rekreasi/tempat berwisata.

Dan memang, banyak sekali spot menarik yang ada di kawasan Stadion Gelora Sriwijaya ini. Terutama yang berada di sekitaran danau bagian belakang. Ramai orang yang berkunjung, terlebih lagi di akhir pekan. Pengunjung yang datang pun tak hanya mayoritas warga lokal, namun, banyak juga wisatawan luar kota/negeri yang mengetahui tentang keberadaan kawasan ini melalui pemberitaan di dunia maya.

Bertahun-tahun saya masuk ke area ini, tak pernah ada masalah. Tarif masuk jelas, yakni Rp.10.000 untuk kendaraan roda empat dan Rp.5000 untuk keadaan roda dua. Yang lebih menyenangkan lagi, tidak ada biaya lain di sepanjang kawasan ini. Jadi, gak ada tuh ceritanya ditagih lagi ongkos parkir di dalam. Penjagaan juga baik. Sering kali saya melihat petugas keamanan berkeliling untuk memantau situasi.

Sayangnya, sebulan belakangan, setiap kali saya datang, saya tidak pernah diberikan karcis masuk. Biasanya, petugas jaga yang berjumlah lebih dari 4 orang di pintu masuk motor, selalu memegang buku karcis. Sehingga petugas tinggal menyobek karcis saat menerima uang.

Saat saya langsung disuruh masuk tanpa diberikan karcis, saya diam saja. Saya pikir karcisnya habis, atau emang sudah tidak pakai lagi karcis. Di minggu selanjutnya, lagi-lagi saya tidak diberikan karcis. Namun kali ini saya tanya. Rupanya karcis hanya diberikan jika pengunjung meminta. Jika tidak meminta, ya tidak akan dikasih. Untungnya tidak ada kendala berarti saat saya meminta karcis. Petugas bahkan memberi himbauan kepada pengunjung berupa, "mohon kendaraannya dipakaikan kunci tambahan dan jangan menyimpan barang berharga di jok motor."

dokpri
dokpri
Di minggu depannya lagi, kejadian yang sama kembali terulang. Saya yang masuk melalui jalur kiri kembali meminta karcis. Dan ternyata dipegang oleh orang yang berada di jalur kanan. Karcis langsung diberikan saat saya meminta. Saya lihat, dari beberapa orang yang jaga menarik biaya masuk, hanya satu orang yang memegang karcis. Itupun jumlahnya sedikit, tidak berbentuk buku karcis. Karcis ini pun sudah dalam keadaan disobek dan diletakkan di belakang uang, sehingga hanya pengunjung yang jeli yang dapat melihatnya. 

Kejadian tidak mengenakan berlangsung minggu lalu, saat saya antre di jalur kanan, ternyata karcis dipegang oleh petugas di jalur kiri. Lagi-lagi, saya meminta karcis karena sejak awal tidak diberikan. Petugas jalur kanan berkata kepada temannya yang berada di jalur kiri, "karcisnyo mano? Dio nak minta."

Saya memakai earphone saat itu, tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh petugas di jalur kiri. Namun saya tahu, dari gesturenya yang kurang bersahabat, petugas jalur kiri ini memberikan karcis dengan sikap yang kurang baik pula. Saya sempat mendengar samar apa yang ia katakan, namun tidak usahlah saya tuliskan di sini. Yang jelas, itu bukan kata-kata yang enak didengar.

Ada apa dengan pengelolaan area Stadion Gelora Sriwijaya sekarang? Dibandingkan dulu, tampilan pegawainya kini jauh lebih baik. Mereka memakai seragam. Terlihat rapi, formal dan kompak. Kalau dulu, petugasnya tidak memakai seragam tertentu namun karcis selalu diberikan dan sikap mereka relatif lebih ramah.

Jika memang karcis sudah habis, harusnya pengelola menyiapkan karcis dalam jumlah yang cukup. Namun, jika karcis memang ada, mestinya hal ini diperhatikan dan patut menyisakan tanda tanya besar. Saya kira, apa yang saya minta sudah sewajarnya. Saya sudah memberikan kewajiban saya dengan membayar, maka tidak ada salahnya saya meminta hak saya bukan?

Ini bukan perkara nominal. Namun perkara kejujuran atau perkara miss dalam kesiapan pengelola mengakomodasi kebutuhan ini. Jika memang habis, kok ya sampai sebulan lebih habisnya. Untuk itu, berikut saran saya kepada pengelola kawasan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang.

Pertama, saya pikir sudah sepatutnya pengelolaan biaya masuk kawasan stadion ini sudah terkomputeriasi seperti mall dan kawasan pertokoan. Jelas membutuhkan biaya dalam pengadaannya, namun pemasukan juga akan jelas. Dengan adanya bantuan mesin yang dilengkapi kamera, kendaraan yang masuk dan keluar juga lebih terkontrol. Secara tidak langsung keamanan lebih terjaga.

Kedua, pendataan jumlah pegunjung yang tergambarkan dari jumlah karcis yang dipakai, bermanfaat besar dalam rencana pengembangan kawasan ini di masa yang akan datang. Sejauh ini saya lihat sudah baik. Mungkin efek dari kesiapan pelaksanaan Asian Games 2018. Makanya fasilitas umum kian dibangun, seperti toilet, tempat bersantai, cafe-cafe dsb. Ada banyak hal secara statistik yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kawasan ini di masa yang akan datang.

Ketiga, tempatkan petugas-petugas yang jujur dan berdedikasi penuh terhadap pekerjaannya di garda terdepan. Petugas ini juga harus mendapatkan coaching sederhana soal berkomunikasi. Ingat, yang datang ke kawasan ini bukan hanya masyarakat lokal, loh. Wisatawan asing juga banyak yang datang. Jika petugasnya kurang baik, maka akan berdampak terhadap citra Palembang secara keseluruhan. Mengenai hal ini, juga berlaku di tempat wisata lainnya, seperti Kampung Arab Al-Munawar, Galeri Al-Quran Gandus, Museum-museum dan banyak lagi.

Oh ya tambahan. Ntah karena terlalu malas atau bagaimana, banyak sekali orang yang datang ke kawasan ini memarkirkan kendaraannya di depan stadion (di sekitaran tugu bertuliskan Stadion Sriwijaya). Padahal area parkir sudah tersedia baik di sisi kanan dan kiri stadion. Petugas akan mengatur hal ini hanya jika ada pejabat yang datang. Padahal, petugas seharusnya terus mengedukasi masyarakat untuk memarkirkan kendaraannya di lokasi yang benar.

Demikian keluhan dan saran saya seputar petugas karcis kawasan Stadion Gelora Sriwijaya ini. Saya tidak akan memberikan ciri-ciri khusus petugas saat itu karena saya harap hal ini dapat dijadikan perbaikan dan perhatian secara menyeluruh bagi pengelola. Semoga ke depan pengelola dapat memastikan hal ini tidak boleh terjadi lagi. Dan semoga Palembang semakin maju dan semakin siap menggelar perhelatan akbar Asian Games 2018.

kompasiana.com
kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun