Mohon tunggu...
Hanifa Omega
Hanifa Omega Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kajian Semiotika Mural "No Plastic Today"

17 Mei 2018   20:01 Diperbarui: 17 Mei 2018   20:09 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb 2.1. Karya mural  dalam rangka Kampanye Anti VandalismeSumber: dokumentasi pribadi, 2018

Dalam karya street art ini terdapat jaket kulit dan gaya rambut slick back ala punk yang digunakan sebagai atribut yang disematkan. Style font yang digunakan pada atribut bordiran pada jaket dan balon konversasi juga tidak jauh beda dengan referensi tulisan ala punk sendiri. Dalam karya mural ini sendiri terlihat sangat kental dengan genre punk yang dibentuk sedemikian rupa menurut cirinya.

Sosok penjual bakso pada karya mural tersebut terlihat pandangannya tidak tertuju pada sang pembeli melainkan melihat ke sisi kanan atas dan nampak seperti tidak ingin bertatapan langsung dengan pembeli bakso yang bergaya seperti anak punk.

Di sisi lain tatapan mata penjual bakso tersebut dapat diartikan menggiring pembaca untuk melihat pesan yang terdapat di pojok kanan atas.

Balon konversasi yang digunakan adalah balon teks runcing dan nampak seperti ledakan, pola bentuk balon konversasi tersebut merefleksikan nada dari dialog tokoh pada mural.

Pada umumnya, bentuk pola tersebut digunakan untuk menyerukan kemarahan atau dialog dengan nada tinggi. Dalam konteks percakapan saat berbelanja sudah menjadi hal umum jika memesan dengan nada agak tinggi (teriak). Jika dilihat dari segi visual, bentuk pola balon konversasi menarik perhatian dari audiens.

Pembeli bakso dalam karya mural tersebut digambarkan membawa silinder logam bertumpuk yang disebut rantang yang oleh orang terdahulu digunakan sebagai wadah makan.

Di zaman sekarang, hanya sebagian orang yang masih menggunakan rantang sebagai wadah makan karena telah tergantikan dengan wadah makan yang lebih modern. Rantang juga akhirnya menjadi penanda status sosial bagi penggunanya karena di zaman sekarang digunakan oleh orang mengengah kebawah.

Rantang tersebut dibawa oleh pembeli bakso agar penjual bakso tidak perlu menggunakan plastik untuk membungkus bakso yang dipesan melainkan memasukannya kedalam rantang yang ia bawa. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Bila dilihat, seperti tidak umum jika ada pemuda punk yang kontemporer masih mau serta tidak malu menggunakan rantang sebagai wadah makannya.

Hal ini juga secara tidak langsung menyindir masyarakat sekarang yang bergaya modern dan menolak budaya terdahulu. Menggunakan rantang di zaman sekarang sering dianggap kampungan dan tidak sedikit masyarakat yang risih untuk menggunakannya di kehidupan sehari-hari.

Namun, dalam mural ini sosok pemuda punk yang garang ini ingin menunjukkan bahwa menjadi masyarakat modern bukan berarti meninggalkan budaya lama yang baik.

Menggunakan rantang justru terlihat keren karena niatnya yang ingin mengurangi penggunakan kantong plastik demi menjaga lingkungan sekitar. Rantang pada mural ini juga menggambarkan budaya masyarakat Indonesia yang dahulu sering menggunakan rantang untuk menjadi kotak makan membawa lauk-pauk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun