Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang manusia yang terus belajar, belajar, belajar pada siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Jatinangor dan di Dipati Ukur

29 Oktober 2017   06:49 Diperbarui: 29 Oktober 2017   07:13 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hatur nuhun, pak !".

"Sami-sami", timpal kernet bus Damri. Supir Damri tidak menimpali, fokus menyetir.

Iwan melihat jam tangannya. Jam menunjukan pukul 18.20 WIB. Perjalanan menuju tujuan, Dipati Ukur kira-kira 15-20 menit lagi. Bus Damri telat tiba karena kemacetan di kawasan Jalan Moh. Toha tadi. Iwan masih berdiri karena belum kebagian tempat duduk. Setelah bus sampai di perempatan kawasan lampu lalu lintas Buah Batu, baru Iwan bisa duduk karena sebagian penumpang bus Damri ada yang turun. Iwan duduk di kursi bagian belakang Bus Damri.

Setelah duduk, Iwan segera mengambil gawai di sakunya, dia menghubungi salah satu kawannya yang menjadi panitia dalam acara tersebut. Kawannya memberitahukan bahwa pertunjukan akan digelar mulai pukul 19.30 WIB. Masih ada waktu sekitar 60 menit lagi untuk sampai ke Graha Sanusi Harjadinata (Granus) tempat pagelaran budaya Minangkabau itu dihelat. Tepat pukul 18.50 WIB sesuai perkiraan Iwan, Damri tiba di pemberhentian terakhir, Dipati Ukur. Setelah turun dari bus Damri, Iwan segera saja menuju masjid di kampus Unpad Dipati Ukur untuk menunaikan ibadah salat Maghrib. Selesai salat Maghrib, dia pun langsung menunggu adzan Isya berkumandang. Selang 10 menit setelah dia selesai salat Maghrib, adzan Isya berkumandang. Dia pun lekas berdiri dan mengisi barisan jama'ah yang akan menunaikan salat Isya berjama'ah.

"Assalamu'alaikum warahmatullah (kanan). Assalamu'alaikum warahmatullah (kiri)".

Imam salat telah mengucapkan salam, tanda berakhirnya ibadah salat Isya malam itu. Setelah dzikir selesai, Iwan meninggalkan barisan jama'ah dan bergegas menuju Granus. Jam tangannya menunjukan tepat pukul 19.30 WIB. Waktu pertunjukan dimulai. Namun, ketika Iwan tiba di tempat registrasi, dia masih melihat antrian panjang dari penonton yang akan menukarkan tiket.

"Kebiasaan orang Indonesia lagi. Jam ngaret. Selalu seperti itu. Biasa-biasa, lama-lama jadi kebiasaan". Iwan kembali menggerutu dalam hatinya.

"Silakan Uda, mau menukarkan tiket ? Boleh dilihat tiketnya ?", panitia penukaran tiket bertanya pada Iwan.

"Iya Uni. Ini tiket saya. Tempat duduk bronze", jawab Iwan.

Setelah memeriksa tiket Iwan, dan merobeknya di bagian samping, panitia penukaran tiket memberikan kembali tiket kepada Iwan. Sembari memberikan soft-drink dan buku saku sinopsis dari pertunjukan yang akan digelar.

"Ini Uda, tempat duduk bronze mulai dari bagian tengah ke belakang ya", ujar panitia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun