"Randi, kamu dimana ? Ini aku udah nyampe di depan perpustakaan." Isi SMS Tari pada Randi waktu itu.
"Iya Tar, aku lihat kamu kok. Kamu berdua ya datangnya sama temen kamu ?", SMS balasan Randi.
"Iya Ran, aku berdua sama temen aku, Neni. Soalnya kalau sendiri aku malu. Hehehehe".
"Duh, gimana ya malah aku yang jadi malu Tar kalau kayak gini mah. Hihihi".
      Sebenarnya Randi telah mengetahui sejak sebelum Tari mengirim pesan singkat telepon genggam padanya bahwa mereka berdua telah sampai di tempat yang dijanjikan untuk Randi dan Tari bertemu. Namun Randi entah memang merasa malu atau apa, malah tidak datang langsung menghampiri Tari. Dia malah bersembunyi di gang seberang perpustakaan daerah itu. Sesekali dia menengok ke arah perpustakaan. Sampai akhirnya....
"Randiiiiiiii.. Kamu Randi ya ?", teriak Tari dari seberang gang tempat Randi bersembunyi.
"Waduh, ketahuan. Harus gimana nih.... Bukaaaan. Bukan Randi". Konyol. Randi menendang sebuah gelas kaleng minuman yang sudah tidak berisi ke arah halaman perpustakaan. Karena dia menendang sedikit keras, hampir saja sampah gelas kaleng minuman itu mengenai Neni.
"Heii jangan bohong. Ayo sini katanya mau ketemu sama aku".
"Kabur aja ah", kata Randi dalam hati.
      Tari dan Neni mengejar Randi yang pergi meninggalkan TKP yang asalnya akan menjadi tempat pertemuan mereka. Kedua bocah perempuan itu mengejar Randi sampai pasar induk tradisional di daerah mereka. Sampai disana mereka tidak mendapatkan jejak Randi. Seakan bocah itu hilang ditelan bumi. Dengan nafas masih tersengal-sengal kedua bocah itu pun memutuskan untuk pulang. Dari kejauhan Randi melihat mereka meninggalkan area pasar induk.
"Duh, selamat gua. Anjir tadi gua apa-apaan ya konyol banget. Lari dikejar-kejar perempuan. Haduuh". Randi memutuskan untuk pulang ke rumahnya yang berada tak jauh dari pasar induk tersebut.