Pandemi Covid-19 adalah momentum lahirnya
antusias dalam merespon dampak Covid-19. Baik individu maupun kelompok, seperti artis , selegram , Institusi, Komunitas , Perusahaan bahkan lembaga kemahasiswaan dalam menyalurkan kontribusinya dengan Berbagi maupun menyalurkan donasi.
Masyarakat  berbondong bondong untuk mencari eksistensi maupun esensi dari mengelar aksi kemanusiaan dengan slogan "Peduli  Covid 19", juga beberapa media yang dipenuhi dengan rilis berita tekait aksi kemanusiaan. Memberitahukan kondisi atau apa yang dikerjakan kepada media menjadi hal yang lumrah. Bahkan mungkin menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Tujuannya pun beragam, ada yang mungkin hanya sekedar berbagi pengalaman , mencari simpatik ataupun memantik berbuat baik. Terlepas dari apapun tujuannya, setidaknya aksi kemanusiaan ini dapat membantu dan meringankan beban masyarakat.
Terlihat juga, Masyarakat ditengah pandemi sangatlah mesrah. Belajar menghadapi krisis bersama sama, tidak adanya skat perbedaan SARA bahkan taubat dari kepentingan pribadi.
Kondisi ini memang sangat memantik sisi kemanusiaan , Jiwa feminis (Pengasih dan Penyayang) lebih mendominasi berbeda dengan pemerintah yg lebih memprioritaskan pembangunan fisik dan mengabaikan pembangunan non fisik, mementingkan kapitalisme dibanding sosialisme.
*Penulis, Mahasiswa Sosiologi FIS UNM