Judul Buku: Perempuan di Titik Nol
Penulis Buku: Nawal el-Saadawi
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Terbit: Cetakan kedelapan belas, 2022
Jumlah Halaman: 176 halaman
ISBN: 9786024334383
Budaya patriarki, kekerasan terhadap perempuan, penindasan, dan ketidakadilan gender. Setidaknya itu yang dibahas dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Saadawi.
Dalam novel ini, kita diajak menyelami kehidupan seorang perempuan bernama Firdaus yang mencengangkan dan penuh kekerasan. Sejak kecil, Firdaus sudah mendapatkan perlakukan asusila dari teman dan pamannya.
Setelah orang tuanya meninggal, Firdaus tinggal bersama pamannya. Namun, ia justru semakin mendapatkan tindak asusila dari pamannya. Firdaus sebenarnya bukan anak yang bodoh. Ia mendapatkan peringkat yang bagus di sekolah. Setelah lulus SMP, Firdaus malah dipaksa menikah dengan seorang pria tua, yang lebih cocok disebut kakek, oleh pamannya.
Pada awalnya, rumah tangga Firdaus berjalan dengan baik. Namun, lama-kelamaan ia mendapatkan kekerasan dari suaminya. Tidak tahan dengan hal tersebut, Firdaus akhirnya meninggalkan rumah dengan membawa ijazah SMP miliknya.
Setelah pergi dari rumah, kehidupan Firdaus semakin berantakan. Ia tidak memiliki uang sepeser pun dan berencana ingin bekerja dengan bermodalkan ijazah miliknya. Hingga akhirnya Firdaus bertemu dengan Bayoumi dan tinggal serumah dengannya.
Lagi-lagi, Firdaus hanya merasakan kebaikan hati Bayoumi di awalnya saja. Ia kembali mendapatkan kekerasan dan perbuatan asusial dari Bayoumi dan teman-temannya. Merasa tidak tahan, Firdaus melarikan diri dan bertemu dengan seorang wanita cantik. Di sini Firdaus mulai mengenal dunia pelacuran. Ia mulai menghasilkan uang sendiri setiap melayani tamu.
Meski kehidupan Firdaus mulai membaik, namun ia merasa tidak puas dengan apa yang sudah didapatkan. Sampai pada suatu hari, Firdaus terlibat cekcok dengan seorang germo laki-laki. Mereka saling adu mulut dan terjadi tumpah darah. Firdaus membela diri dari serangan lelaki itu dengan menancapkan pisau ke perut, leher, dan dada si germo. Akibat perbuatannya, Firdaus divonis gantung karena telah membunuh seorang germo.
Kritik Patriarki dan Kekuatan Perempuan
Novel Perempuan di Titik Nol secara eksplisit menggambarkan berbagai bentuk kekerasan yang dialami Firdaus. Mulai dari kekerasan fisik, emosional, hingga seksual dalam keluarga maupun di masyarakat luas.
Salah satu faktor yang membuat Firdaus rentan terhadap eksploitasi dan penindasan adalah kemiskinan. Kondisi ekonomi yang kurang sejak kecil membuat Firdaus kerap mendapatkan perlakuan buruk dan ketidaksetaraan gender. Firdaus juga tidak bisa melanjutkan sekolah karena pada masa itu hanya laki-laki yang bersekolah tinggi.