Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Minimalis, Frugalis, atau Milenialis?

28 Juli 2021   19:19 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:17 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih mending jika ada warung atau minimarket di dekat rumah. Namun, bagaimana jika letaknya jauh, sementara di luar hujan, becek, tidak ada gojek? Uh, repot deh. Hal-hal semacam ini, menurut pandangan saya pribadi, tampak tidak praktis dan efisien untuk dipraktikkan dalam hidup, dan justru akan lebih sering menghabiskan waktu, energi, tenaga, bahkan juga uang.

Coba pikirkan kasus-kasus lain yang mungkin terjadi dengan memiliki gaya hidup minimalisme ini, dengan situasi dan kondisi di Indonesia.

Ilustrasi gambar gaya hidup (Pixabay, veerasantinithi)
Ilustrasi gambar gaya hidup (Pixabay, veerasantinithi)

2. Frugal Living

Frugal living adalah gaya hidup hemat dan ekonomis, yang berfokus pada pengelolaan keuangan yang ketat serta fungsi maksimal dari uang yang dikeluarkan. Tujuan dari penganut gaya hidup ini adalah untuk memiliki kebebasan dari utang serta berbagai kesulitan hidup di masa depan akibat penggunaan uang yang tidak bijak pada masa sekarang. 

Namun, meski sangat memperhitungkan pengeluaran, gaya hidup ini katanya tidak boleh disamakan dengan gaya hidup yang pelit. Sebab, jika membeli barang mahal berarti memperpanjang pemakaiannya, mereka akan lebih membeli barang tersebut dibanding barang murah yang tidak awet. 

Di sisi lain, mereka juga tidak berkeberatan untuk membeli barang bekas, alias second hand, jika memang mutunya lebih baik dan jauh lebih murah daripada barang baru. Asuransi juga bukan hal yang tabu, demi mencegah kerugian yang lebih besar di depan.

Berbeda dari kaum minimalis yang sebisa mungkin tidak memiliki atau menyimpan banyak barang, bagi penganut frugal living, membeli banyak barang diskon atau membeli dengan sistem buy one get one justru akan mereka lakukan. Mengapa? Sebab, itu lebih menguntungkan secara ekonomi. 

Meski memiliki kemiripan dengan gaya hidup minimalisme yang tidak konsumtif, berdampak baik pada lingkungan karena bersifat minimal/zero waste, dan tidak berlebihan, tetapi tujuan utama frugal living lebih pada nilai ekonomi, bukan pada fokus hidup, energi, dan nilai-nilai tertentu. 

Bagi penganut frugal living adalah sah untuk menghabiskan waktu setiap hari hanya di kantor dan di rumah, tidak memiliki ART, tidak memiliki agenda travelling setiap tahun, masak sendiri dibanding makan/jajan di luar, memiliki budget tabungan/investasi yang besar, membeli barang dengan kesadaran penuh/intentional buying, dan mengedepankan tight money policy atau kebijakan uang ketat.

Dampak positif dari gaya hidup ini tentu sudah bisa kita lihat. Tabungan besar, investasi besar, bebas utang semenjak dini, kekayaan materi, dan mungkin hidup aman pada hari tua, seperti yang memang menjadi tujuan utama dari frugal living.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun