Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Start from Here: Writing with "Jaisy" (Mulai dari Sini: Menulis dengan Ambisi yang Kuat)

6 September 2020   19:43 Diperbarui: 6 September 2020   19:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc.pribadi modifikasi penamotivasi.wordpress.com

Setiap permulaan memang sulit. Dengan memulai maka setengah pekerjaan sudah selesai, kata pepatah. (Pramoedya Ananta Toer)

Pijakan pertama akan menentukan pijakan selanjutnya. Di setiap langkah yang kita ambil, yakinlah bahwa kita mampu menghadapinya. Jikalau belum mampu, maka percayalah karena Allah yang akan memampukan. Bagaimana kita mampu meyakinkan dan memberi pengaruh pada orang lain jika kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri dalam melakukan suatu hal?

Begitu pula saat kita memutuskan untuk menulis. Keyakinan pada potensi diri dan kemauan untuk selalu belajar dari segala tiap sudut kehidupan merupakan bekal penting untuk memulai menuangkan ide dalam sebuah tulisan. Memulai dari menulis apa yang bisa dan ingin kita tuliskan.

"Kata Sulit hadir ketika kita enggan untuk mencoba."

Meskipun pada mulanya kita merasa sulit, mencoba ialah hal yang paling mampu kita lakukan dan kita buktikan. Segala sesuatu yang kita enggan untuk memulainya pasti akan terasa sulit. Hal ini dikarenakan kita telah mendoktrin pikiran kita bahwa hal tersebut sult dilakukan. 

Memulai menulis mungkin memang sulit bagi sebagian besar orang biasa seperti saya, namun tidak memulai menulis akan menyebabkan semakin sulit, sulit, dan sulit. 

Ustadz Cahyadi Takariawan atau yang kerap disapa dengan panggilan Pak Cah dalam sebuah materi menyampaikan bahwa mulailah menulis dengan menulis dan terus menulis, maka itulah cara menjadi seorang penulis.

Antara Bakat dan Tekad, 6 Modal Agar Bisa Menulis

Modal utama menjadi seorang penulis bukanlah bakat. Meskipun bakat memang dapat memberikan pengaruh, namun sejatinya menulis itu kemampuan yang dapat dilatih asalkan kita memiliki kemauan dan kemantapan hati (tekad). 

Mengutip dari seorang penulis senior yakni Naning Pranowo, Pak Cah menjelaskan bahwa terdapat enam modal untuk bisa menulis dan memulai menjadi penulis.

sumber: http://www.fizgraphic.com/
sumber: http://www.fizgraphic.com/

Hal pertama yakni tekad mantap untuk menulis. Dalam bahasa Arab terdapat istilah Jaisy yang artinya ambisi atau tekad membara. Apabila tekad kita kuat untuk menghasilkan sebuah tulisan, maka ambisi (tekad yang kuat) merupakan modal luar biasa untuk menjadi penulis yang profesional. 

Ketika tekad kita telah mantap, segala kendala dan suatu hal yang kita anggap sulit akan dapat diatasi dan diselesaikan. Dimitri Mahayana dalam sebuah bukunya yang berjudul Justice and Journey After Death for Teens  menjelaskan bahwa kesulitan-kesulitan itu seperti  gurinda yang dapat membuat besi dan baja menjadi tajam. 

Kesulitan yang dihadapi oleh seseorang akan membuat orang tersebut lebih tegar, lebih dinamis, dan lebih andal. Dengan kata lain, adanya kesulitan yang kita jumpai dalam memulai menulis justru akan membuat kita semakin berpikir  dan berupaya untuk mengatasinya.

Selain tekad yang mantap, hal yang tak kalah penting sebagai modal memulai menjadi penulis adalah banyak membaca. Think before you speak. Read before you think (Fran Lebowitz). Menulis  adalah mencurahkan segala pemikiran dan gagasan dalam bentuk tulisan. 

Apabila kita ingin menjadi penulis yang produktif maka membaca merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menggali pengetahuan dan meng-upgrade kapasitas diri. 

Membaca apa saja yang dapat kita baca. Baik koran, majalah, tabloid, buku referensi, atau sekadar membaca quotes maupun kata-kata motivasi yang dijumpai di tempat umum .

Selanjutnya, modal ketiga untuk menjadi seorang penulis yaitu banyak bergaul. Tulisan akan menjadi hidup dan dekat dengan realita kemasyarakatan apabila kita banyak bergaul dan banyak berteman.  

Melalui jalinan persahabatan dengan siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung akan membantu membangun nuansa yang lebih nyata pada sebuah tulisan hasil karya kita. 

Misal saja ketika ingin mengetahui cara membuat kopi yang nikmat ala barista di kafe, kita akan mudah menangkap dan menyampaikan informasi dalam tulisan apabila kita melihat secara langsung tahapan menyeduh kopi yang dilakukan oleh barista tersebut. 

Hal ini akan nampak nyata saat kita menuangkan dalam bentuk tulisan karena kita pernah melihatnya secara langsung atau mendengarnya secara lugas dari sumber aslinya. Dengan demikian tulisan yang kita buat akan lebih hidup karena menampilkan kondisi real yang pernah kita amati.

Berikutnya, belajar bahasa dan kosa kata merupakan modal yang diperlukan untuk memulai menjadi penulis. Berangkat dengan sedikit kosa kata pada awal mencoba menulis tidaklah masalah, namun dalam langkah perjalanan ke depannya dibutuhkan proses untuk memperkaya kosa kata. 

Sembari menulis, sesekali bisa sambil membuka KBBI sebagai referensi. Tidak hanya cukup mendapat kosa kata dari dalam kamus, hal selanjutnya adalah dengan cara membaca tulisan orang lain, seperti buku maupun karya tulis orang lain. 

Dari kegiatan tersebut,  kita akan banyak mengetahui kosa kata sekaligus penggunaannya dalam frasa atau kalimat. Di samping kedua langkah tersebut,  cara efektif yang kita lakukan adalah menuliskan kosa kata baru tersebut dalam karya atau tulisan yang kita buat sehingga pembendaharaan kosa kata yang kita miliki semakin bertambah.

Ketika menulis, maka kita membutuhkan sarana untuk menuangkan ide atau gagasan kita secara langsung, tak sekadar dalam angan-angan. Sarana menulis dapat berupa laptop, komputer, gadget, ataupun smartphone. 

Apabila kita belum memilikinya maka hal yang dapat kita lakukan adalah bisa menyewa, meminjam, atau dapat pula menuliskan ide dalam buku catatan. Menghadirkan sarana menulis merupakan salah satu modal awal untuk memulai berkarya lewat sebuah tulisan. 

Bahkan dalam pepatah Jawa dikatakan Jer basuki mawa bea. Dengan adanya sarana atau fasilitas harapannya kita akan semakin termotivasi dan semangat dalam kegiatan menulis.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, ath Thabrani, ad Daruqutni). Hal ini merupakan modal keenam dalam kegiatan menulis untuk menjadi seorang penulis. 

Prinsip kebermanfaatan bagi umat disertai Jaisy yang kuat untuk menulis karya bermutu dan bermanfaat menjadi salah satu motivasi yang hendaknya ditanamkan dalam masing-masing pribadi agar semakin bergairah dalam menulis. Harapannya kita dapat menciptakan karya yang dapat memberi nilai dan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dari keenam modal yang harus dimiliki seseorang ketika hendak memulai dan belajar menjadi penulis, terdapat bagian yang paling penting  yakni modal pertama, memiliki tekad yang mantap (Jaisy = ambisi yang kuat). Modal ini harus dimiliki sejak awal mulai menulis. Sedangkan modal-modal yang lain dapat dikembangkan ketika proses menulis mulai berjalan.

Untuk memulai proses menulis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kita harus mengetahui arah dan tujuan tulisan kita. Apa yang tengah kita tulis sehingga pada akhirnya kita dapat menciptakan sebuah karya yang bermakna. Pak Cah menyampaikan beberapa langkah penting yang perlu dilakukan dalam kegiatan menulis antara lain

  • Tentukan bentuk/ jenis tulisan yang akan dibuat. Karya apa yang akan kita buat? Fiksi atau nonfiksi? Atau gabungan dari keduanya? Bisa jadi kita akan menulis sesuatu yang bersifat fiksi namun berdasarkan kejadian yang nyata dalam kehidupan.
  • Tentukan tema tulisan yang akan kita buat. Pada saat memulai menulis, kita dapat menentukan jenis tulisan terlebih dahulu maupun menentukan tema baru kemudian menentukan jenis tulisan.
  • Tentukan sasaran/segmen/mangsa tulisan yang dibuat. Ketika kita mulai menulis sudah sewajarnya kita menentukan sasaran yang dituju untuk tulisan kita. Karya kita cocok untuk siapa? Ingin menulis untuk siapa? Anak-anak? Remaja? Dewasa? Hal ini dikarenakan tiap sasaran punya jenis /corak yang berbeda  meliputi gaya bahasa, istilah, cara penyampaian, dan kemasan buku (apabila karya yang dibuat adalah sebuah buku ). Sehingga tulisan kita harus disesuaikan dengan segmen atau sasaran pembaca yang menjadi tujuan kita.
  • Buatlah kerangka/outline tulisan. Bentuk kerangka/outline tulisan dapat dalam bentuk tertulis maupun tergambar di dalam benak kita. Contohnya ketika kita hendak menulis artikel populer, maka kita tentukan bagian yang harus ada meliputi pendahuluan, isi, dan penutup.
  • Mulailah kegiatan menulis itu sendiri. Prinsipnya kita awali dari bagian yang paling mudah. Misalkan dalam penyusunan sebuah buku, kita dapat menentukan bagian yang paling mudah untuk dibuat terlebih dahulu. TIdak ada keharusan untuk mulai dari bagian pendahuluan atau bagian awal akan  tetapi kita bisa memilih bagian yamg dirasa paling mudah untuk ditulis. Hal ini berguna untuk mencapai kelancaran dalam menulis. Selain itu, memulai dari hal yang mudah akan menjaga semangat dan mood kita untuk menuju bagian selanjutnya serta membentuk spirit agar tetap optimis untuk menyelesaikan tulisan kita.

Setelah mengolah tulisan, langkah selanjutnya adalah mensosialisaikan tulisan yang kita buat. Ibarat seorang Chef yang selesai menciptakan resep masakan dan mencoba memasaknya maka langkah berikutnya adalah menyajikan hidangan pada penikmat sajian dan menyampaikan hasil masakannya pada khalayak. Begitu juga tulisan. Bagaimana cara sosialisasi karya tulis kita pada pembaca?

Kegiatan menulis, mengedit, dan mensosialisasikan atau mempublikasikan merupakan kegiatan yang berkesinambungan. Ketiganya dapat dilakukan sendiri maupun meminta bantuan orang lain khususnya pada bagian editing dan sosialisai/publikasi.

Tulisan kita akan bernilai manfaat bagi orang lain apabila dipublikasikan di samping terdapat manfaat menulis yang dikembalikan pada diri kita sendiri. Contohnya kemanfaatan katarsis dan menyehatkan. Walaupun sebenarnya tidak selalu tulisan yang kita buat harus dipubilkasikan. Sebaliknya, apabila kita ingin memberi manfaat kepada orang lain maka kita perlu mempublikasikannya.

Pada saat kita mencoba menulis dan memposting di suatu web, kita akan tertantang, terdorong, dan termotivasi untuk membuat tulisan selanjutnya. Selain itu, kita akan memperoleh kepuasan ketika tulisan kita memberi manfaat bagi orang lain.

Di era sekarang ini, untuk mempublikasikan karya kita sangat lah mudah dan telah banyak tersedia wadah tempat publikasi terlebih melalui jaringan internet yang telah mengglobalisasi. Kegiatan sosialisai tulisan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain

  • Melalui media sosial atau grup chatting. Media ini berupa  facebook, instagram, grup whatsapp. Pada saat kita menggunakan media sosiap sebagai sarana untuk mempublikasikan karya tulis kita, maka kita akan mendapatkan feedback (umpan balik) dari tulisan kita.
  • Melalui blog atau website. Apabila kita memiliki website atau blog pribadi kita dapat menuliskan apa saja di dalamnya. Kita dapat menuangkan gagasan-gagasan kita dalam bentuk tulisan akan tetapi kita harus maintance sendiri. Adapun cara lain dapat melalui website publik, misalkan kompasiana. Siapa pun bisa memiliki  akun didalamnya.
  • Menggunakan media bersifat cetakan atau hardfile. Kita dapat mengirimkan tulisan di koran, majalah, tabloid, jurnal, maupun buletin.  Selanjutnya, tulisan kita akan dinilai dan diseleksi apakah layak untuk dimuat atau tidak. Hal ini juga sebagai sarana evaluasi bagi diri kita sendiri tentang kualitas/kelayakan tulisan kita untuk dipublikasikan.
  • Mempublikasikan dalam bentuk buku. Kita bisa membuat sebuah buku atau banyak buku. Buku menjadi salah satu sarana untuk mempublikasikan tulisan kita pada khalayak dengan harapan karya kita dapat diterima dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Cara apapun yang kita pilih untuk mensosialisasikan tulisan kita nantinya, semua tergantung pada pribadi kita masing-masing. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah mencoba menulis sekarang juga. Meskipun langkah awal terasa berat, tak ada salahnya untuk mencoba.

Tidak ada cara menjadi penulis kecuali dengan memulai menulis dan terus menulis. (Cahyadi Takariawan)

# Ulasan Materi KMO Non Fiksi Batch 31

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun