Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Start from Here: Writing with "Jaisy" (Mulai dari Sini: Menulis dengan Ambisi yang Kuat)

6 September 2020   19:43 Diperbarui: 6 September 2020   19:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc.pribadi modifikasi penamotivasi.wordpress.com

Berikutnya, belajar bahasa dan kosa kata merupakan modal yang diperlukan untuk memulai menjadi penulis. Berangkat dengan sedikit kosa kata pada awal mencoba menulis tidaklah masalah, namun dalam langkah perjalanan ke depannya dibutuhkan proses untuk memperkaya kosa kata. 

Sembari menulis, sesekali bisa sambil membuka KBBI sebagai referensi. Tidak hanya cukup mendapat kosa kata dari dalam kamus, hal selanjutnya adalah dengan cara membaca tulisan orang lain, seperti buku maupun karya tulis orang lain. 

Dari kegiatan tersebut,  kita akan banyak mengetahui kosa kata sekaligus penggunaannya dalam frasa atau kalimat. Di samping kedua langkah tersebut,  cara efektif yang kita lakukan adalah menuliskan kosa kata baru tersebut dalam karya atau tulisan yang kita buat sehingga pembendaharaan kosa kata yang kita miliki semakin bertambah.

Ketika menulis, maka kita membutuhkan sarana untuk menuangkan ide atau gagasan kita secara langsung, tak sekadar dalam angan-angan. Sarana menulis dapat berupa laptop, komputer, gadget, ataupun smartphone. 

Apabila kita belum memilikinya maka hal yang dapat kita lakukan adalah bisa menyewa, meminjam, atau dapat pula menuliskan ide dalam buku catatan. Menghadirkan sarana menulis merupakan salah satu modal awal untuk memulai berkarya lewat sebuah tulisan. 

Bahkan dalam pepatah Jawa dikatakan Jer basuki mawa bea. Dengan adanya sarana atau fasilitas harapannya kita akan semakin termotivasi dan semangat dalam kegiatan menulis.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, ath Thabrani, ad Daruqutni). Hal ini merupakan modal keenam dalam kegiatan menulis untuk menjadi seorang penulis. 

Prinsip kebermanfaatan bagi umat disertai Jaisy yang kuat untuk menulis karya bermutu dan bermanfaat menjadi salah satu motivasi yang hendaknya ditanamkan dalam masing-masing pribadi agar semakin bergairah dalam menulis. Harapannya kita dapat menciptakan karya yang dapat memberi nilai dan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dari keenam modal yang harus dimiliki seseorang ketika hendak memulai dan belajar menjadi penulis, terdapat bagian yang paling penting  yakni modal pertama, memiliki tekad yang mantap (Jaisy = ambisi yang kuat). Modal ini harus dimiliki sejak awal mulai menulis. Sedangkan modal-modal yang lain dapat dikembangkan ketika proses menulis mulai berjalan.

Untuk memulai proses menulis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kita harus mengetahui arah dan tujuan tulisan kita. Apa yang tengah kita tulis sehingga pada akhirnya kita dapat menciptakan sebuah karya yang bermakna. Pak Cah menyampaikan beberapa langkah penting yang perlu dilakukan dalam kegiatan menulis antara lain

  • Tentukan bentuk/ jenis tulisan yang akan dibuat. Karya apa yang akan kita buat? Fiksi atau nonfiksi? Atau gabungan dari keduanya? Bisa jadi kita akan menulis sesuatu yang bersifat fiksi namun berdasarkan kejadian yang nyata dalam kehidupan.
  • Tentukan tema tulisan yang akan kita buat. Pada saat memulai menulis, kita dapat menentukan jenis tulisan terlebih dahulu maupun menentukan tema baru kemudian menentukan jenis tulisan.
  • Tentukan sasaran/segmen/mangsa tulisan yang dibuat. Ketika kita mulai menulis sudah sewajarnya kita menentukan sasaran yang dituju untuk tulisan kita. Karya kita cocok untuk siapa? Ingin menulis untuk siapa? Anak-anak? Remaja? Dewasa? Hal ini dikarenakan tiap sasaran punya jenis /corak yang berbeda  meliputi gaya bahasa, istilah, cara penyampaian, dan kemasan buku (apabila karya yang dibuat adalah sebuah buku ). Sehingga tulisan kita harus disesuaikan dengan segmen atau sasaran pembaca yang menjadi tujuan kita.
  • Buatlah kerangka/outline tulisan. Bentuk kerangka/outline tulisan dapat dalam bentuk tertulis maupun tergambar di dalam benak kita. Contohnya ketika kita hendak menulis artikel populer, maka kita tentukan bagian yang harus ada meliputi pendahuluan, isi, dan penutup.
  • Mulailah kegiatan menulis itu sendiri. Prinsipnya kita awali dari bagian yang paling mudah. Misalkan dalam penyusunan sebuah buku, kita dapat menentukan bagian yang paling mudah untuk dibuat terlebih dahulu. TIdak ada keharusan untuk mulai dari bagian pendahuluan atau bagian awal akan  tetapi kita bisa memilih bagian yamg dirasa paling mudah untuk ditulis. Hal ini berguna untuk mencapai kelancaran dalam menulis. Selain itu, memulai dari hal yang mudah akan menjaga semangat dan mood kita untuk menuju bagian selanjutnya serta membentuk spirit agar tetap optimis untuk menyelesaikan tulisan kita.

Setelah mengolah tulisan, langkah selanjutnya adalah mensosialisaikan tulisan yang kita buat. Ibarat seorang Chef yang selesai menciptakan resep masakan dan mencoba memasaknya maka langkah berikutnya adalah menyajikan hidangan pada penikmat sajian dan menyampaikan hasil masakannya pada khalayak. Begitu juga tulisan. Bagaimana cara sosialisasi karya tulis kita pada pembaca?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun