Hal pertama yakni tekad mantap untuk menulis. Dalam bahasa Arab terdapat istilah Jaisy yang artinya ambisi atau tekad membara. Apabila tekad kita kuat untuk menghasilkan sebuah tulisan, maka ambisi (tekad yang kuat) merupakan modal luar biasa untuk menjadi penulis yang profesional.Â
Ketika tekad kita telah mantap, segala kendala dan suatu hal yang kita anggap sulit akan dapat diatasi dan diselesaikan. Dimitri Mahayana dalam sebuah bukunya yang berjudul Justice and Journey After Death for Teens  menjelaskan bahwa kesulitan-kesulitan itu seperti  gurinda yang dapat membuat besi dan baja menjadi tajam.Â
Kesulitan yang dihadapi oleh seseorang akan membuat orang tersebut lebih tegar, lebih dinamis, dan lebih andal. Dengan kata lain, adanya kesulitan yang kita jumpai dalam memulai menulis justru akan membuat kita semakin berpikir  dan berupaya untuk mengatasinya.
Selain tekad yang mantap, hal yang tak kalah penting sebagai modal memulai menjadi penulis adalah banyak membaca. Think before you speak. Read before you think (Fran Lebowitz). Menulis  adalah mencurahkan segala pemikiran dan gagasan dalam bentuk tulisan.Â
Apabila kita ingin menjadi penulis yang produktif maka membaca merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menggali pengetahuan dan meng-upgrade kapasitas diri.Â
Membaca apa saja yang dapat kita baca. Baik koran, majalah, tabloid, buku referensi, atau sekadar membaca quotes maupun kata-kata motivasi yang dijumpai di tempat umum .
Selanjutnya, modal ketiga untuk menjadi seorang penulis yaitu banyak bergaul. Tulisan akan menjadi hidup dan dekat dengan realita kemasyarakatan apabila kita banyak bergaul dan banyak berteman. Â
Melalui jalinan persahabatan dengan siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung akan membantu membangun nuansa yang lebih nyata pada sebuah tulisan hasil karya kita.Â
Misal saja ketika ingin mengetahui cara membuat kopi yang nikmat ala barista di kafe, kita akan mudah menangkap dan menyampaikan informasi dalam tulisan apabila kita melihat secara langsung tahapan menyeduh kopi yang dilakukan oleh barista tersebut.Â
Hal ini akan nampak nyata saat kita menuangkan dalam bentuk tulisan karena kita pernah melihatnya secara langsung atau mendengarnya secara lugas dari sumber aslinya. Dengan demikian tulisan yang kita buat akan lebih hidup karena menampilkan kondisi real yang pernah kita amati.