4) Keuangan Pribadi: Jangan Mengukur dari “Mampu Hari Ini” Saja
KPR bukan sprint, tapi maraton. Hindari “pas-pasan secara agresif”.
- Rasio cicilan sehat: total cicilan (termasuk KPR) idealnya maksimal 1/3 dari penghasilan rutin. Kalau penghasilanmu besar, misal diatas Rp 50 juta per bulan, total cicilan bisa sampai 50% dari penghasilanmu.
- Dana darurat: minimal 6 bulan cicilan KPR + biaya hidup.
- Simulasi skenario buruk: coba naikkan bunga 5–7% dalam simulasi dan lihat apakah cashflow kamu masih aman?
- Hidden cost kepemilikan: PBB, perawatan, listrik/air, iuran lingkungan.
5) “User Manual” Ringkas Sebelum Ambil KPR
A. Cara mainnya secara singkat:
- Kunci dokumen hukum: targetkan AJB dan balik nama sertipikat.
- Pahami produk KPR: fixed vs floating, penalti, lock-in period, biaya-biaya.
- Siapkan exit plan: opsi jual cepat atau take-over KPR ke bank lain.
- Hitung keuangan dengan skenario buruk (lakukan stress testing).
B. Kenapa ini penting:
- Mengurangi risiko salah langkah yang berujung rugi puluhan juta.
- Memberi kendali saat kondisi berubah.
- Membuat negosiasi dengan bank dan penjual lebih tenang dan objektif.
C. Risiko jika diabaikan:
- Terjebak lock-in saat butuh menjual.
- Kaget saat masuk periode floating rate.
- Proses balik nama tersendat karena dokumen hukum tidak lengkap.
D. Memutuskan secara objektif:
- Buat tabel perbandingan 2–3 bank: bunga fixed, skenario floating, penalti, biaya total, fleksibilitas exit. Untuk memudahkan, kamu bisa ajukan KPRmu melalui website https://kpracademy.com/ agar bisa dibantu lebih lanjut untuk membandingkan penawaran bank dengan mudah.
- Uji simulasi cicilan di skenario bunga naik.
- Pilih opsi yang paling fleksibel untuk berjaga-jaga.
6) Hal Tambahan yang Sering Terlupa (Tapi Penting)
- Asuransi kerugian (coverage FLEXAS): dalam KPR biasanya diwajibkan. Pahami manfaat dan periode perlindungannya.
- Perubahan rencana hidup: apakah kamu akan pindah kota/kerja dalam 1–3 tahun? Pertimbangkan apakah lebih cocok untuk menyewa dulu atau ambil KPR dengan skema fixed yang panjang dan tetap mencadangkan dana untuk skenario exit plan.
- Kelengkapan utilitas: pastikan tidak ada tunggakan listrik/air/lingkungan yang akan menjadi “warisan” ke pemilik baru.
- Komunikasi dengan notaris/PPAT: pilih yang komunikatif, bersedia jelas menjelaskan secara rinci mengenai alur proses, hal-hal yang diatur dalam dokumen AJB, perjanjian KPR maupun ketentuan pajak, dan estimasi biaya total.
Kesalahan yang Sering Saya Temui
- Terpukau bunga promosi tahun pertama (Fix 1 tahun), lupa mengecek berapa bunga floatingnya.
- Menganggap PPJB sudah sama dengan AJB.
- Tidak menghitung total biaya 3–5 tahun, hanya fokus cicilan bulan ini.
- Menunda jual saat macet bayar, menunggu “ajaib membaik” sampai akhirnya terlambat dan terjun ke eksekusi lelang.
- Tidak menyiapkan dana darurat khusus KPR.
Kesimpulan
Beli rumah tanpa “user manual” adalah mengundang risiko yang tidak perlu. Manualnya sederhana: pahami hukum transaksi properti (target AJB dan balik nama sertipikat), produk KPR (fixed–floating, penalti, lock-in), cashflow (rasio sehat + dana darurat), dan exit plan (jual cepat atau take over KPR). Dengan empat fondasi ini, keputusanmu lebih tenang, angka-angka lebih jujur, dan kemungkinan kena “jebakan Batman” jadi berkurang drastis.