3. Pemalsuan Bukti Transaksi
Jenis penipuan ini melibatkan rekayasa atau pemalsuan dokumen transaksi dengan tujuan menyesatkan pihak internal maupun eksternal organisasi. Praktik ini mencakup pemalsuan kuitansi atau modifikasi data transaksi agar dana yang telah disalahgunakan tampak sah. Sebuah studi kasus dalam lembaga pemerintah menunjukkan bahwa kurangnya kontrol dan audit memungkinkan terjadinya pemalsuan dokumen yang berkelanjutan tanpa terdeteksi. Hal ini menegaskan pentingnya sistem dokumentasi yang valid dan mekanisme verifikasi yang kuat.
4. Pencurian Langsung
Pencurian secara langsung adalah bentuk kecurangan keuangan yang paling kasat mata, di mana pelaku mengambil uang tunai atau aset secara ilegal, baik secara fisik maupun melalui transfer digital yang tidak sah. Ketika sistem pengendalian internal lemah, terutama dalam aspek pemisahan fungsi dan akses akun, maka peluang terjadinya pencurian meningkat. Pencegahan terhadap kejahatan ini memerlukan prosedur keamanan yang ketat, audit rutin, serta pembatasan akses terhadap sumber dana.Â
Kelemahan Sistem Pengendalian Kas
sistem pengendalian kas yang lemah sering kali terjadi karena beberapa faktor berikut:
1. Kurangnya Pemisahan TugasÂ
Pemisahan tugas adalah prinsip dasar dalam sistem pengendalian internal untuk mencegah kesalahan dan kecurangan. Ketika satu orang memiliki wewenang penuh untuk melakukan, mencatat, dan menyetujui transaksi keuangan, peluang terjadinya penyalahgunaan akan meningkat. Sebagai contoh, dalam kasus Socit Gnrale, seorang pegawai bernama Jerome Kerviel berhasil melakukan transaksi ilegal dalam jumlah besar karena kelemahan dalam sistem pembagian tugas yang memungkinkan ia mengakses dan menyetujui transaksi menggunakan kredensial rekan kerja.
 2. Dokumentasi yang Tidak Memadai
Dokumentasi yang jelas dan konsisten sangat penting untuk memastikan keterlacakan transaksi serta mendukung proses audit. Dalam kasus sebuah klinik di Lima, kurangnya sistem dokumentasi menyebabkan ketidakakuratan dalam laporan keuangan, khususnya pada transaksi penerimaan dan pengeluaran, yang pada akhirnya membuat pencatatan akuntansi menjadi tidak dapat diandalkan.
 3. Pengawasan Fisik yang Lemah