Mohon tunggu...
okky dzunnun
okky dzunnun Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya sebatas menjalani

Pencari cahaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kaktusmu Bukan Kaktusku

24 Agustus 2019   08:36 Diperbarui: 19 September 2019   23:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah,terlihat seorang musafir pria kurus sedang duduk diatas batu besar,di tengah gurun pasir sambil tengadah tangannya

Dari kering mulutnya keluar kata-kata lirih,"terima kasih Tuhan,Kau telah kabulkan doaku"

Karena karuniaMu,kaktus ini indah berbunga-bunga,manis dipandang laksana perawan yang tersenyum ceria

Terima kasih karena kau telah tunjukkan lukisanMu yang indah meski Kau tak ijinkan tuk menyentuhnya

Aahhh,aku sadar,ini kaktus(Mu),bukan kaktus(ku)

Aku hanyalah musafir dekil yang akan malah merusaknya jika ku menyentuhnya,dan kami akan sama terluka

Biarlah ku disini saja,kupandangnya untuk terakhir kali sebelum ku meninggalkannya

Karena di balik gunung,kulihat samar musafir penunggang onta sedang menuju kemari

Pastilah kaktus(Mu) akan lebih terawat bersamanya

Semoga bunganya kian banyak,sampai musim pun tak mampu mencegahnya

Ku ambil saja bayangnya,kusimpan dalam dasar brankas memori yang sepi

Lalu musafir itu mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah,berdiri lantas berjalan pergi,menyusuri ganasnya gurun tanpa tepi,menuju lembah sunyi tempat tenggelamnya matahari sambil melantunkan syair

"Ohh,akulah sang pengelana

Pencari secercah cahaya

Musafir buduk penggembala kadal-kadal gurun

Naas nya,hatiku sendiri tak mampu kugembalakan,malangnya aku

Di balik lembah itu,kan kubenamkan ingatanku

Karena semua hanyalah titah(Mu),bukan kehendakku

Pastilah kau bertanggung jawab atas itu

Bukankah sejak dulu,telah kau ajarkan derita padaku?

Ini bukan yang pertama

Semoga saja diri ini telah lupa akan rasanya derita

Tapi aku takkan pernah marah padaMu

Karena kau masih selalu berikan tetesan embun di ujung rumput di pagi hari padaku

Mungkin,Kau hanya masih ingin bercanda denganku

Atau memang kau merasa diriku belum pantas mencium aroma bunga kaktus itu

Tak apa

Yang penting Kau tak murka

Biarlah...meski raga ini hancur dan jiwa ini terkoyak

Kuterima dan akan selalu mengakui(Mu)

Jombang,7 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun