Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Selalu Salah Vs Rakyat Selalu Benar: Menyikapi Paradoks Masalah Desa Wadas

14 Februari 2022   17:47 Diperbarui: 14 Februari 2022   17:50 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi proyek Pembangunan Bendungan Bener (Istimewa/purworejokab.go.id via SOLOPOS.COM)

Masalah utama konflik tanah sebenarnya terletak pada kurangnya keterbukaan dan komunikasi antara warga dan pemerintah.

Saya ingat betul dalam satu wawancara dengan sebuah stasiun televisi, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengatakan bahwa ada sesuatu yang membedakan bangsa kita dengan bangsa yang maju. Pembedaan itu adalah orang-orang di negara maju asetnya yang bekerja, sementara yang ada di bangsa ini, aset kita tidur dan kita yang bekerja.

Kita harus secara jeli melihat permasalahan yang terjadi di desa Wadas. Setelah kasus ini mencuat ke permukaan, akhirnya orang tahu bahwa banyak sekali kekayaan alam yang ada di desa wadas. Pertanyaannya, kekayaan alam itu mau kita apakan? Apakah membiarkannya tidur?

Pemerintah pada dasarnya mau agar rakyatnya hidup baik dan sejahtera. Karena memang secara jelas telah termaktub dalam pembukaan UUD 45 alinea empat apa yang menjadi tugas pemerintah.

Hak untuk menggunakan sumber daya alam juga ada di tangan pemerintah.
Landasan filosofinya adalah Pasal 33 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945, yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi kita membiarkan aset-aset berharga itu tidur. Saya lebih pro pemerintah dalam hal ini, bahwa sumber-sember daya alam itu harus kita gunakan sekarang untuk mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain yang sudah sangat maju.


Ada sesuatu yang ironis pada kita. Di satu pihak kita ingin agar stigma negara dunia ketiga mesti dihilangkan, sementara di sisi lain kita membiarkan aset-aset kita tidur nyenyak. Kita mengaku diri kaya, tapi tidak pernah mau memanfaatkannya untuk diri sendiri. Dalam kasus tertentu membiarkan orang asing mengeruk kekayaan itu.

Kadang-kadang, ada oknum-oknum nakal yang coba membohongi rakyat atau warga untuk melawan pemerintahnya.  

Pembangunan Bendungan Bener yang merupakan upaya pemerintah untuk memanfaatkan air yang selama ini dibiarkan semuanya mengalir ke laut mulai dibelokan ke soal lain. Padahal dari sana kita bisa melihat niat tulus pemerintah untuk mensejahterakan rakyat di sekitarnya.

Air yang selama ini dibiarkan dan tidak dimanfaatkan,  dikelolah pemerintah untuk dimanfaatkan lewat pembangunan bendungan. Bahan untuk membangun juga tersedia di sana, ya dimanfaatkan. Apakah salah, memanfaat bahan yang sudah ada. Dari pada mendatangkan bahan dari tempat lain.

Pemerintah menghadirkan solusi untuk mengatasi masalah yang ada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun