Emosi yang Sulit Digambarkan
Ketika komodo itu berhenti hanya beberapa meter di depan kami, suasana hening seketika. Tidak ada suara selain desir angin dan langkah berat hewan itu. Tanganku gemetar memegang kamera. Bukan karena dingin, tapi karena adrenalin yang melonjak. "Jangan bergerak terlalu cepat," bisik ranger. Aku menelan ludah, mencoba tetap tenang. Dan ketika aku akhirnya berhasil mengambil foto pertama, ada rasa bangga yang sulit dijelaskan. Bangga karena bisa menyaksikan hewan yang sering hanya kulihat di buku sekolah kini ada di depan mata. Bangga karena Indonesia memiliki salah satu satwa paling langka di dunia.
Rasa Penasaran dan Urgensi
Pengalaman itu juga menimbulkan rasa penasaran besar: bagaimana kalau aku tidak berani datang ke sini? Bagaimana kalau aku hanya puas melihat komodo lewat layar gadget? Jawabannya jelas: aku akan menyesal. Karena bertemu komodo bukan sekadar menonton, tapi merasakan langsung aura hewan purba yang telah hidup jutaan tahun. Urgensinya semakin kuat ketika ranger bercerita: populasi komodo kini hanya sekitar 3.000 ekor. Artinya, jika tidak dilestarikan dengan serius, pengalaman ini mungkin tidak bisa lagi dirasakan generasi mendatang.
Bukti Nyata: Lebih dari Sekadar Cerita
Aku masih ingat jelas ekspresi wajah teman-teman di rombongan saat komodo itu berjalan melewati jalur kami. Ada yang pucat ketakutan, ada yang tersenyum lebar penuh kagum. Dan saat malam tiba di kapal, kami semua sibuk membagikan foto dan video. Tidak ada yang bisa menyangkal: momen bertemu komodo adalah puncak dari seluruh perjalanan kami. Foto-foto itu kini jadi bukti nyata bahwa pengalaman ini bukan karangan. Ia adalah kisah hidup yang bisa aku ceritakan seumur hidup.
Petualangan Seumur Hidup
Perjalanan ke Taman Nasional Komodo memberiku lebih dari sekadar liburan. Ia memberikan pelajaran, keberanian, dan kebanggaan sebagai orang Indonesia. Bayangkan berdiri hanya beberapa meter dari komodo liar, merasakan tatapan matanya, dan menyadari bahwa kamu sedang melihat hewan yang telah bertahan sejak zaman purba. Itu adalah momen yang tidak bisa dibeli dengan uang, hanya bisa dirasakan dengan keberanian untuk melangkah. Jadi, jika ada kesempatan, jangan tunda. Jangan puas hanya dengan melihat foto di Instagram atau video di YouTube. Datanglah sendiri, rasakan adrenalin, dan jadikan pengalaman bertemu komodo sebagai bagian dari perjalanan hidupmu. Karena suatu hari nanti, kamu akan bersyukur pernah berkata: "Aku pernah berdiri di hadapan naga terakhir di dunia."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI