Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir, Siapa yang Harus Disalahkan?

17 September 2021   03:03 Diperbarui: 17 September 2021   03:19 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Antaranews.com

Alhasil, pembangunan vertikal ini menyebabkan banyak efek. Lahan kebun dijual, pohon di tebanb, di gusur, di keruk. Sudah begitu, topografi yang berbukit dan banyak terdapat sungai mati (kali mati) mengiasi pulau ini tak menyrutkan niat pembangunan. Bantaran kali mati ini kemudian berdiri banyak bangunan. 

*

Tiga jam lebih menunggu hujan benar-benar redah. Dalam perjalanan pulang, apa yang menjadi pemikiran saya tentang material yang terbawa tadi menjadi kenyataan. Di dataran menengah, material tadi menghantam rumah warga. Merengsek masuk hingga kedalam.

Di dalam perjalan pulang pun, beberapa kali mampir melihat longsor yang membawa serta separuh rumah warga yang berdiri tepat disamping kali mati. Hujan deras tadi menyebabkan volume air menjadi besar dan menjebol talud-talud. 

Sementara di dataran rendah. Mulai dari Selatan kota, tengah hingga utara, banjir mencapai lutut orang dewasa. Sebuah fenomena yang tak pernah di rasakan warga kota selama ini. 

Yap. Banjir baru menjadi sebuah permasalahan karena selama ini tak pernah terjadi. Warga kemudian meluapkan kemarahan serta kritik bertubi-tubi ke Pemda. Utamanya kepada kepala daerah. 

Medos dibanjiri hujatan. Video-video tersebar disertai kritik pedas yang tertuju pada pemda. Tentang ketidakbecusan menangani drainase atau sampah yang mengendap dan menyebabkan terjadinya banjir. 

Dua keadaan ini sering menjadi senjata warga setiap kali datang hujan. Drainase dianggap tidak berfungsi dengan benar. Banyak tanah dan sampah yang membuat mampet.

Sistem drainses yang mengarah langsung ke laut tak berjalan sesuai keinginan. Meluap sebelum ke tujuan adalah pemandangan biasa.  Pemda sendiri belum memberikan tanggapan sementara warga terua menyerang.

Lantas dari fenomena ini siapa yang harus disalahkan?

Salah satu permasalahan mampetnya drainase adalah endapan material baik tanah, pasir hingga tanah. Dan, permasalahan sampah menjadi paling utama yang menjadi sorotan saya. Terutama di Kota ini, terlepas dari banyaknya permasalaham yang sama di kota lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun