Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir, Siapa yang Harus Disalahkan?

17 September 2021   03:03 Diperbarui: 17 September 2021   03:19 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Antaranews.com

Kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya masih menjadi sebuah permasalahan serius. Hal ini tercermin dari banyaknya sampah yang berserakan baik di tempat sampah, jalan, sungai mati hingga ke laut.

Dua tempat utama yakni laut dan sungai mati seakan menjadi tempat pembuanhan akhir dari setiap sampah utamanya sampah rumah tangga. Walaupun sudah ada larangan tegas tetapi tidak semerta-merta meningkatkan kesadaean membuang sampah.

Kategori sampah didominasi sampah plastik. Di laut dan di kali mati dengan sangat mudah menemukan jenis sampah ini. Berapa kalipun gerakan membersihkan pantai dan bataran sungai, tak jua membangun kesadaran, sebab dua atau tiga hari kemudian sudah nampak lagi.

Sementara disisi lain, baik regulasi dan penanganan seakan tak menjadi jawaban. Belum ada skema tepat tentang bagaimana seharusnya sampah diperlakukan. Atau bagaimana edukasi dijalankan.

Penanganan satu-satunya hanya angkut dan buang. Sementara edukasi dan membangun kesadaram begitu sangat minim.

Selain itu, banyaknya pembukaan lahan secara vertikal tak juga diperhatikan. Banyak bangunan rumah tak memiliki ijin membangun. Sebuah keharusan yang seharusnya menjadi perhatian. 

"Pemerintah seakan tak punya rumusan akurat menangani sampah, tata kota dan drainase sementara warga selalu menuntut keadilan dari permasalahan ini. Tanpa pikir, ada bagian yang secara tidak langsung menjadi sumbangsi pada permasalahan tersebut,"

Baik pemerintah daerah hingga warga harusnya sama-sama menyadari betapa sebuah tindakan dapat merugikan banyak orang. Pemerimtah harusnya tegas mengatasi akar permasalahan hingga terjadinya banjir. Kebijakan harus diikuti oleh ketegasan. 

Sementara warga tak melulu menyalahkan pemerintah dan membenarkan sikap kritis pada pemikirannya. Seakan-akan membenarkan semua pikirannya sedangkan mengabaikan fakta bahwa tindakan membuang satu sampah plastik juga ikut andil menciptakan bencana. ( Mari berbenah. Sukur dofu-dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun